Bulan Maret lalu kita sudah disuguhkan dengan film buatan Ti West yang berjudul X, dan ternyata di bulan Oktober ini, dia merilis prekuelnya dengan tajuk "Pearl".
Seperti judul filmnya, Pearl disini akan memfokuskan ceritanya kepada
origin dari karakter Pearl yang ditampilkan sebagai seorang nenek psikopat di
film X.
Berlatar di tahun 1918, tahun dimana Pearl masih menjadi seorang gadis desa
polos yang hidup bersama kedua orang tuanya. Ibunya merupakan seorang wanita
yang tegas dalam mendidik Pearl, segala hal yang dilakukan Pearl harus
dilakukan atas persetujuannya. Sementara itu, ayahnya menderita sakit keras
yang membuatnya hanya bisa duduk lemas di kursi roda, tanpa bisa bicara, hanya
bisa menatap ke arah sekelilingnya dengan lemas.
Hidup sebagai seorang peternak ternyata bukanlah hal yang diimpikan oleh
Pearl. Sejak dulu, dia sangat ingin pergi jauh dari rumahnya untuk menjelajah
dunia. Impiannya tersebut terasa semakin nyata setelah Pearl menikahi Howard,
yang menurutnya akan mengajaknya pergi jauh dari kawasan peternakan itu.
Sayangnya, setelah menikah Howard harus pergi berperang, dan mau tidak mau
kini Pearl harus membantu ibunya untuk mengurus hewan ternak dan merawat sang
ayah yang sedang sakit keras.
Meskipun impiannya perlahan mulai sirna, Pearl masih percaya bahwa suatu saat
nanti dia akan menjadi seorang bintang penari terkenal dan akan berkeliling ke
seluruh penjuru dunia. Setiap harinya Pearl bahkan berlatih menari di depan
hewan ternaknya yang sudah dia anggap sebagai penonton setia.
Penggambaran tokoh Pearl dalam film ini memang sangat sempurna. Di sepanjang
filmnya, kita sebagai penonton dapat melihat dengan jelas perubahan tingkah
Pearl dari seorang gadis peternak biasa yang polos sampai akhirnya menjadi
seorang psikopat.
Karakter Pearl di film ini bagaikan pungguk yang merindukan bulan, harapannya
menjadi seorang penari terkenal sangatlah tinggi yang tak akan bisa dia capai
dengan mudah. Namun dengan sifatnya yang keras kepala, Pearl menghalalkan
segala cara untuk menggapai impiannya tersebut, meskipun harus membunuh.
Lingkungan Pearl yang digambarkan dengan suram juga menambah atmosfer
mengerikan dalam film ini. Meskipun tidak ada unsur horornya sama sekali,
dengan melihat kehidupan Pearl yang sangat dikekang oleh orang tuanya saja
rasanya sudah cukup menyeramkan, udah kayak hidup dalam sebuah penjara,
meskipun penjara tersebut berupa rumahnya sendiri.
Aktris Mia Goth yang kembali hadir untuk memerankan Pearl juga patut diacungi
jempol disini. Entah kenapa, sejak kemunculannya sebagai pemeran utama di film
X, Mia Goth selalu berhasil membuat semua mata tertuju kearahnya.
Selama ini, Mia Goth jarang tampil di sebuah film, sekalinya tampil pun dia
kadang hanya dipakai sebagai pemeran tambahan. Maka dari itu, melalui dwilogi
horor karya Ti West ini, Mia Goth seakan menunjukkan potensinya bahwa dia bisa
berperan sebagai seorang karakter utama secara totalitas.
Saya bahkan masih speechless dengan monolog yang dilakukan Mia Goth
dalam film Pearl ini selama lebih dari 6 menitan. Bayangin aja deh
kalian harus berakting ngomong seperti seorang psikopat selama 6 menit lebih
tanpa cut. Gila sih, ga habis pikir lagi dah pokoknya sama gimana cara
Mia Goth mendalami karakter Pearl selama syuting film ini.
Nggak cukup sampai disitu, di credit scene nanti Mia Goth juga bakalan
nampilin scene yang menurut saya menjadi scene yang paling
menakutkan di sepanjang film horor thriller slasher tahun ini. Saya
nggak bakalan spoiler itu scene tentang apaan, jadi kalo kalian
kepo ya mending tonton aja deh filmnya.
Sebagai sebuah prekuel, Pearl berhasil menyajikan sebuah
kisah origin dari karakter psikopat secara mengesankan. Rasanya
masuk akal aja gitu bagaimana cara alur cerita dari film Pearl ini
bersambung untuk melengkapi beberapa plot hole yang muncul di film
X.
SCORE
7/10
Overall, Pearl berhasil menjadi sebuah film horor thriller slasher
yang menarik sekaligus mengerikan di waktu yang bersamaan. Dengan kualitas
akting dari Mia Goth yang kelewat sempurna, film ini sangat worth it
ditonton buat kalian para pecinta genre thriller.
Namanya juga prekuel, maka jika dilihat dari alur ceritanya, harusnya
film Pearl ini kalian tonton dulu sebelum film X.
Akan tetapi, buat kalian yang udah terlanjur nonton film X duluan juga
ga masalah karena ceritanya masih sama - sama nyambung, sekalipun kebalik
nontonnya juga tetep nyambung aja gitu lhoo, karena kalo dilihat dari tanggal
rilisnya emang film X duluan yang rilis, baru setelah itu Pearl.
Katanya nanti juga bakal ada sequel dari X yang rumornya dikasih
judul Maxxine. Jadi makin penasaran lagi deh gimana cara Ti West
ngembangin universe dari film thriller slasher-nya ini. Mari
kita tunggu kelanjutannya bersama.
TRAILER
***
Itulah review dari saya mengenai film Pearl (2022). Perlu kalian
tahu bahwa seluruh isi dari postingan ini hanya berasal dari opini saya
pribadi. Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin menambahkan silahkan
langsung saja tulis di kolom komentar.
Jangan lupa selalu kunjungi
blog ini untuk
mendapatkan informasi menarik seputar film lainnya.
Terima kasih.