Review The Penguin (2024), Lebih Bagus dari The Batman?

Review Series The Penguin

Waktu The Batman dirilis banyak orang yang mempertanyakan alasan Matt Reeves yang tak mau menghubungkannya dengan universe DCEU. Tak sedikit yang meragukan keputusannya, tapi hasilnya lihat lah sekarang, betapa indahnya universe kota Gotham milik Matt Reeves yang kini mulai digali lebih dalam lewat series spin off  yang bertajuk The Penguin.

Ber-setting tepat setelah film The Batman, series ini akan melanjutkan kisah dari Oswald (tangan kanan Carmine Falcone) yang memiliki ambisi untuk menguasai dunia bawah tanah kota Gotham. 

Sepeninggalan Falcone, keadaan Gotham memang sangat jauh dari kata baik - baik saja. Produksi drugs yang terhenti, ditambah lagi dengan adanya kekosongan kursi kepemimpinan membuat para kelompok mafia mulai terpecah belah.

Anaknya, Alberto (Michael Zegen), yang ditunjuk sebagai penerus pun tidak bisa berbuat banyak. Reputasinya yang buruk membuatnya sulit mendapatkan kepercayaan, tak seperti ayahnya dulu yang dikenal sangat tegas dalam berkuasa.

Dengan memanfaatkan segala kekacauan itu, Oswald yang kerap dipanggild dengan "Oz" pun mulai mengatur siasat untuk menghancurkan keluarga Falcone dari dalam untuk mengambil seluruh kekuatan dan kekuasaan yang dulu pernah mereka punya. Dari situlah perjuangan Oz dimulai, perjuangan seorang pria biasa yang ingin menjadi boss mafia di kota Gotham.

Meski series ini terhubung langsung dengan film The Batman, jangan terus berharap kalau Batman bakal muncul disini. Justru sebaliknya, keberadaan Batman bahkan tidak pernah disinggung, dan menurut saya itu adalah hal yang bagus karena sejak awal fokus cerita dari The Penguin memang dibuat khusus untuk mengisahkan para villain-nya, khususnya Oswald yang merupakan sosok dibalik The Penguin itu sendiri.

Series ini sukses membuktikan bahwasannya kisah tentang para villain juga menarik untuk disaksikan, tak kalah menariknya dengan kisah para superhero. Sama lah kayak The Joker, bedanya disini ceritanya lebih kompleks aja sama lebih seru soalnya dibentuk series.

Ngomongin soal cerita, series ini punya sudut pandang yang menarik dalam penceritaannya. Mayoritas dari kalian pasti berpikir kalau series ini bakal ngambil sudut pandang The Penguin itu sendiri. Tapi ternyata tidak, series ini malah lebih sering memakai sudut pandang dari karakter bernama Victor (Rhenzy Feliz) yang baru diperkenalkan di awal episode satu.

Karena saya bukan pembaca komiknya, saya pun tak tahu apakah Victor ini memang ada di dalam dunia komiknya atau Craig Zobel lah yang menambahkannya sendiri ke dalam cerita. Tapi, yang pasti peran Victor dalam series ini beneran kerasa banget soalnya dari sudut pandang dia lah kita tahu bagaimana sosok Oswald ini berkembang, dari yang awalnya hanya jadi babu doang sampai akhirnya nanti menjadi boss besar di dunia mafia.

Tak hanya itu, Victor ini juga menjembatani sisi baik dan buruk Oswald. Jadi, para penonton juga akan dibuat iba kepada Oswald lewat beragam perlakuan baiknya yang dia berikan kepada Victor. Craig Zobel seakan memberikan penjelasan bahwasannya seorang villain juga adalah manusia biasa. Mereka sebenarnya memiliki hati nurani yang baik, dan mereka hanya melakukan kejahatan atas perbuatan yang selama ini mereka terima.

Oswald pun digambarkan begitu. Dia sangat berambisi menjadi boss besar mafia karena sejak kecil dia ingin menjadi anak yang paling di favoritkan oleh ibunya. Mau setinggi apapun resikonya, semuanya bakal dia lampaui untuk menepati janjinya kepada sang ibu.

Karakter The Penguin benar - benar dikupas tuntas di series ini. Mulai dari kekuatannya, beragam taktik liciknya, bahkan sampai kelemahannya, semuanya ditampilin. Makanya wajar jika banyak orang menganggap kalau The Penguin lebih bagus dari The Batman, karena kalau melihat dari segi ceritanya series ini memang menang dengan telak.

Dari penokohannya pun menurut saya The Penguin terasa jauh lebih baik. Ada Cristin Milioti sebagai Sofia Falcone yang penampilannya beneran gila parah, udah kayak psychopat beneran. Terus ada Carmine Falcone yang walaupun udah meninggal tapi di series ini pengaruhnya masih lumayan besar.

Kalau ngomongin Colin Farrel sebagai Oswald sih gak usah diraguin lagi lah ya. Penampilannya sejak di film The Batman saja udah sangat ikonik. Apalagi yang sekarang, makin kelihatan banget dah totalitasnya.

Tak lupa juga dengan Rhenzy Feliz yang berhasil nggendong series ini lewat karakter Victor. Meski di awal kemunculannya sedikit terlihat meragukan, tapi ntar seiring dengan berjalannya cerita, kalian bakal ngerasain kalau Victor tuh punya peran yang besar dalam nampilin sisi baik dari Oswald. 

Lah kalau Penguin itu sebenarnya karakter yang baik, terus aura villain-nya dapet darimana? 

Tenang aja, jawaban dari pertanyaan itu nanti bakal ditegasin di ending. Saya nggak akan ngasih tau ending-nya disini sih, jadi kalau kalian penasaran mending tonton aja dulu series-nya. Udah saya jamin bagus kok, worth it banget lah apalagi buat kalian yang emang suka sama karakter DC.


SCORE

9/10

The Penguin berhasil tampil dengan sangat memuaskan berkat cerita dan penokohan dari para karakternya yang berhasil nyampe ke yang nonton. Dengan total 8 episode saja, kalian bakal diajak untuk mengetahui konflik dunia bawah tanah kota Gotham tepat setelah event yang tersaji dalam film The Batman.

Dengan memuaskannya hasil dari The Penguin, saya semakin yakin bahwa universe Batman milik Matt Reeves bakal punya masa depan yang cerah kedepannya. 

Katanya sih The Batman bakal jadi trilogi dan tak menutup kemungkinan kalau besok bakal ada seri spin off tentang karakter - karakter yang lain.


TRAILER


***

Sekian saja review series The Penguin (2024) dari saya.

Perlu diingat bahwa seluruh isi postingan ini hanya berasal dari opini saya pribadi saja. Oleh karena itu, jika kalian memiliki opini yang berbeda seputar series ini, silahkan langsung saja tulis di kolom komentar.

Jangan lupa selalu kunjungi blog Film Corner untuk mendapatkan informasi seputar review film dan series menarik lainnya.

Terima kasih.

Dava

Hanya seorang manusia biasa yang hobi nonton film dan main game

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form