Waktu The Batman dirilis banyak orang yang mempertanyakan alasan Matt Reeves yang tak mau menghubungkannya dengan universe DCEU. Tak sedikit yang meragukan keputusannya, tapi hasilnya lihat lah sekarang, betapa indahnya universe kota Gotham milik Matt Reeves yang kini mulai digali lebih dalam lewat series spin off yang bertajuk The Penguin.
Ber-setting tepat setelah film The Batman, series ini akan melanjutkan
kisah dari Oswald (tangan kanan Carmine Falcone) yang memiliki ambisi untuk
menguasai dunia bawah tanah kota Gotham.
Sepeninggalan Falcone, keadaan Gotham memang sangat jauh dari kata baik - baik
saja. Produksi drugs yang terhenti, ditambah lagi dengan adanya
kekosongan kursi kepemimpinan membuat para kelompok mafia mulai terpecah
belah.
Anaknya, Alberto (Michael Zegen), yang ditunjuk sebagai penerus pun tidak bisa
berbuat banyak. Reputasinya yang buruk membuatnya sulit mendapatkan
kepercayaan, tak seperti ayahnya dulu yang dikenal sangat tegas dalam
berkuasa.
Dengan memanfaatkan segala kekacauan itu, Oswald yang kerap dipanggild dengan
"Oz" pun mulai mengatur siasat untuk menghancurkan keluarga Falcone dari dalam
untuk mengambil seluruh kekuatan dan kekuasaan yang dulu pernah mereka punya.
Dari situlah perjuangan Oz dimulai, perjuangan seorang pria biasa yang ingin
menjadi boss mafia di kota Gotham.
Meski series ini terhubung langsung dengan film The Batman, jangan
terus berharap kalau Batman bakal muncul disini. Justru sebaliknya, keberadaan
Batman bahkan tidak pernah disinggung, dan menurut saya itu adalah hal yang
bagus karena sejak awal fokus cerita dari The Penguin memang dibuat
khusus untuk mengisahkan para villain-nya, khususnya Oswald yang
merupakan sosok dibalik The Penguin itu sendiri.
Series ini sukses membuktikan bahwasannya kisah tentang para
villain juga menarik untuk disaksikan, tak kalah menariknya dengan
kisah para superhero. Sama lah kayak The Joker, bedanya disini
ceritanya lebih kompleks aja sama lebih seru soalnya dibentuk series.
Ngomongin soal cerita, series ini punya sudut pandang yang menarik dalam
penceritaannya. Mayoritas dari kalian pasti berpikir kalau series ini bakal
ngambil sudut pandang The Penguin itu sendiri. Tapi ternyata tidak,
series ini malah lebih sering memakai sudut pandang dari karakter bernama
Victor (Rhenzy Feliz) yang baru diperkenalkan di awal episode satu.
Karena saya bukan pembaca komiknya, saya pun tak tahu apakah Victor ini memang
ada di dalam dunia komiknya atau Craig Zobel lah yang menambahkannya sendiri
ke dalam cerita. Tapi, yang pasti peran Victor dalam series ini beneran kerasa
banget soalnya dari sudut pandang dia lah kita tahu bagaimana sosok Oswald ini
berkembang, dari yang awalnya hanya jadi babu doang sampai akhirnya nanti
menjadi boss besar di dunia mafia.
Tak hanya itu, Victor ini juga menjembatani sisi baik dan buruk Oswald. Jadi,
para penonton juga akan dibuat iba kepada Oswald lewat beragam perlakuan
baiknya yang dia berikan kepada Victor. Craig Zobel seakan memberikan
penjelasan bahwasannya seorang villain juga adalah manusia biasa.
Mereka sebenarnya memiliki hati nurani yang baik, dan mereka hanya melakukan
kejahatan atas perbuatan yang selama ini mereka terima.
Oswald pun digambarkan begitu. Dia sangat berambisi menjadi boss besar mafia
karena sejak kecil dia ingin menjadi anak yang paling di favoritkan oleh
ibunya. Mau setinggi apapun resikonya, semuanya bakal dia lampaui untuk
menepati janjinya kepada sang ibu.
Karakter The Penguin benar - benar dikupas tuntas di series ini. Mulai
dari kekuatannya, beragam taktik liciknya, bahkan sampai kelemahannya,
semuanya ditampilin. Makanya wajar jika banyak orang menganggap kalau
The Penguin lebih bagus dari The Batman, karena kalau melihat
dari segi ceritanya series ini memang menang dengan telak.
Dari penokohannya pun menurut saya The Penguin terasa jauh lebih
baik. Ada Cristin Milioti sebagai Sofia Falcone yang penampilannya beneran
gila parah, udah kayak psychopat beneran. Terus ada Carmine Falcone yang
walaupun udah meninggal tapi di series ini pengaruhnya masih lumayan besar.
Kalau ngomongin Colin Farrel sebagai Oswald sih gak usah diraguin lagi lah ya.
Penampilannya sejak di film The Batman saja udah sangat ikonik.
Apalagi yang sekarang, makin kelihatan banget dah totalitasnya.
Tak lupa juga dengan Rhenzy Feliz yang berhasil nggendong series ini lewat
karakter Victor. Meski di awal kemunculannya sedikit terlihat meragukan, tapi
ntar seiring dengan berjalannya cerita, kalian bakal ngerasain kalau Victor
tuh punya peran yang besar dalam nampilin sisi baik dari Oswald.
Lah kalau Penguin itu sebenarnya karakter yang baik, terus aura
villain-nya dapet darimana?
Tenang aja, jawaban dari pertanyaan itu nanti bakal ditegasin
di ending. Saya nggak akan ngasih tau ending-nya disini
sih, jadi kalau kalian penasaran mending tonton aja dulu series-nya. Udah saya
jamin bagus kok, worth it banget lah apalagi buat kalian yang emang
suka sama karakter DC.
SCORE
9/10
The Penguin berhasil tampil dengan sangat memuaskan berkat cerita dan
penokohan dari para karakternya yang berhasil nyampe ke yang nonton. Dengan
total 8 episode saja, kalian bakal diajak untuk mengetahui konflik dunia bawah
tanah kota Gotham tepat setelah event yang tersaji dalam film
The Batman.
Dengan memuaskannya hasil dari The Penguin, saya semakin yakin bahwa
universe Batman milik Matt Reeves bakal punya masa depan yang cerah
kedepannya.
Katanya sih The Batman bakal jadi trilogi dan tak menutup kemungkinan
kalau besok bakal ada seri spin off tentang karakter - karakter yang
lain.
TRAILER
***
Sekian saja review series The Penguin (2024) dari saya.
Perlu diingat bahwa seluruh isi postingan ini hanya berasal dari opini saya
pribadi saja. Oleh karena itu, jika kalian memiliki opini yang berbeda seputar
series ini, silahkan langsung saja tulis di kolom komentar.
Jangan lupa selalu kunjungi blog
Film Corner
untuk mendapatkan informasi seputar review film dan series menarik
lainnya.
Terima kasih.