Review Film The Woman in the Yard (2025), Psikologi Horor yang Minim Teror

Review Film The Woman in the Yard

Entah kenapa di tahun 2025 ini ada banyak film yang kelihatan bagus di trailer-nya doang. 

Video trailer yang bagus memang bakal menarik audiens yang banyak, sebab memang itulah fungsi utama dari dirilisnya sebuah trailer, buat narik lebih banyak calon penonton.

Akan tetapi, gimana jadinya jika waktu rilis filmnya malah mengecewakan? Salah satu contohnya ya bisa kalian lihat lewat film yang akan saya bahas ini.

Jujur saja awalnya saya tahu film ini juga dari video trailer di Youtube. Di video yang berdurasi 1:13 itu, saya berhasil dibuat ngeri sekaligus penasaran tentang sebuah sosok misterius yang duduk di halaman rumah, tepat seperti judul filmnya.

Iringan suara monolog-nya yang seram + penuh dengan misteri, ditambah lagi dengan tidak adanya satu clue pun mengenai alur film yang ditampilkan lewat trailer tersebut semakin membuat saya penasaran.

Sebenarnya ceritanya tentang apa sih? Siapa wanita seram yang duduk di halaman rumah? 

Beragam misteri itulah yang akhirnya membuat saya tertarik buat nonton filmnya, berharap hasilnya bakal bagus kayak trailer-nya. Tapi, nampaknya ekspektasi saya itu terlalu tinggi.

The Woman in the Yard merupakan film karya sutradara Jaume Collet-Serra yang rilis pada tanggal 28 Maret 2025 lalu. Film ini mengisahkan tentang seorang ibu bernama Ramona (Danielle Deadwyler) beserta kedua anaknya, Taylor (Peyton Jackson) dan Annie (Estella Kahiha), yang tinggal di sebuah rumah yang dikelilingi oleh taman bunga Iris.

Pada awalnya mereka hidup dengan bahagia disana, sampai pada suatu ketika suami Ramona, David (Russell Hornsby), meninggal dunia akibat kecelakaan mobil. 

Ramona yang meski berhasil selamat, harus mendapati kenyataan pahit bahwa kakinya telah rusak parah, sehingga dia sekarang harus merawat kedua anaknya sembari menahan sakit di kakinya.

Dikala dukanya masih belum reda, Ramona harus mendapatkan teror lain saat seorang wanita misterius mulai terlihat duduk di halamannya. Sosok misterius itu muncul secara tiba - tiba, tak bergerak, namun keberadaannya membuat Ramona dan kedua orang anaknya merasa ketakukan.

Jujur saja film ini sebenarnya sudah terlihat tidak meyakinkan sejak awal. Filmnya dimulai dengan fase yang lambat, menampilkan rutinitas pagi antara Ramona dan kedua anaknya yang tidak berjalan dengan harmonis entah kenapa alasannya. 

Mungkin akan terlihat masuk akal jika ada sedikit scene flashback tentang keharmonisan antara Ramona dengan kedua anaknya sebelum David meninggal, biar lebih kelihatan kalau Ramona itu berubah drastis karena suaminya meninggal, nggak yang tiba - tiba cemberut tanpa sebab hanya karena sarapan buatan Taylor dicampur dengan Doritos. Tingkahnya bener - bener kayak cewek lagi PMS.

Keberadaan sosok wanita misterius yang duduk di halaman itu pun ternyata nggak terlalu signifikan. Saya nggak bakal ngasih tau terlalu banyak tentang dia karena bakalan spoiler. Yang pasti sosoknya nggak terlalu berdampak besar juga ke cerita. 

Satu hal yang sangat menarik dari sosok itu adalah dari cara dia meneror Ramona dan kedua anaknya yang menggunakan bayangan. Konsep poltergeist dari sosok itu sangat unik karena dia bisa menggerakkan setiap barang melalui bayangan dari benda tersebut.

Jadi, selama ada bayangan disitu, kalian tidak akan bisa merasa aman darinya.

Pendekatan yang diambil sebenarnya cukup menarik. Saya suka dengan misteri identitas asli dari sosok perempuan bergaun hitam itu yang tetap disimpan sampai akhir, membiarkan penontonnya sendiri yang menafsirkan, tapi ya gitu doang, gaada lagi yang bisa di kulik lagi dari sosok itu.

Sosok perempuan bergaun hitam itu seolah hanya menampilkan pergulatan batin Ramona yang ingin menyerah setelah kehilangan suaminya, tapi dia juga ingin tetap bertahan demi kedua anaknya.

Inti ceritanya sebenarnya menarik, tapi karena dialognya cringe, ditambah lagi dengan kualitas aktingnya yang jelek bikin film ini kelihatan bosenin. Ramona yang jadi tokoh utama pun nggak banyak membantu, mayoritas penampilannya hanya di isi dengan adegan marah - marah doang tanpa alasan yang jelas. 

Nggak ada satu pun scene dimana dia kelihatan bahagia bersama anak - anaknya. Full depresi sejak awal lah pokoknya, berharap bakal dapet empati dari penonton, but no, it doesn't work like that.

Elemen horor di film ini digunakan untuk mengeksplorasi isu kesehatan mental, khususnya depresi dan keinginan untuk mengakhiri hidup. Mirip - mirip lah dengan film The Babadook, di mana genre horor-nya digunakan sebagai metafora untuk menggambarkan sebuah trauma dan kesedihan .


SCORE

4/10

The Woman in the Yard sebenarnya memiliki makna yang cukup dalam, mengenai pergolakan batin seorang ibu yang ingin mengakhiri hidup tapi harus bertahan demi anak - anaknya. 

Namun karena eksekusinya jauh dari kata bagus, film ini akhirnya malah kelihatan boring dan membosankan. 

Genre horor yang coba ditampilkan juga tak membantu banyak, misterinya tak begitu kuat, malah ditambah dengan ending-nya yang dibikin nggantung bikin film ini kelihatan ngalor - ngidul tanpa arah yang jelas.

Apakah film ini recommended buat kalian tonton? Ya jelas nggak lah. 

Ini film kastanya sama kayak mayoritas film horor indo yang jualan thread viral doang tapi isinya chiki, nah bedanya di film ini jualannya trailer doang yang kelihatan ngeri, tapi hasilnya tetap aja bikin ngantuk.


TRAILER


***

Sekian review dari saya mengenai film The Woman in the Yard (2025).

Jika ada dari kalian yang memiliki pendapat lain mengenai film ini silahkan langsung aja tulis di kolom komentar.

Jangan lupa selalu kunjungi blog Film Corner untuk mendapatkan konten menarik seputar film dan series lainnya.

Terima kasih.

Dava

Hanya seorang manusia biasa yang hobi nonton film dan main game

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form