Jika ngomongin Nosferatu, pasti bakal jarang ada orang yang tahu. Tapi kalo ngomongin vampir, semua orang pasti langsung paham.
Padahal, faktanya keduanya memiliki hubungan yang erat. Film original
Nosferatu yang rilis tahun 1922 merupakan film vampir pertama di dunia.
Dari film itulah kita akhirnya mendapatkan gambaran visual dari sosok vampir
yang sudah sangat lama disinggung dalam berbagai karya tulis, entah itu dalam
buku ataupun novel fiksi.
Tampil dengan format film bisu, Nosferatu (1922) menampilkan vampir
bernama Count Orlok yang kala itu sosoknya sukses memberikan mimpi buruk
kepada setiap penontonnya.
Nah, karena sekarang trennya lagi remake film - film klasik, maka nggak
heran jika Nosferatu juga dapat kebagian film remake-nya.
Disutradarai oleh Robert Eggers, Nosferatu versi tahun 2024 ini akan
menceritakan kembali kisah Count Orlok dalam invasinya untuk menyebarkan teror
vampirnya ke negara Jerman.
Dengan Bill Skarsgard yang tampil sebagai Count Orlok, jujur saja saya
langsung punya hype yang tinggi kepada film ini. Bodo amat dah soal
aktingnya yang jelek di film The Crow kemaren, yang pasti sekarang Bill
udah dapet role yang pas kayak role dia di film IT, ditambah juga dengan
sutradara Robert Eggers yang udah terkenal dengan style horor klasiknya yang
khas, maka wajar jika banyak orang mulai berekspektasi tinggi kepada film ini.
Dan benar saja, Nosferatu berhasil tampil dengan cukup memuaskan buat
saya. Alasannya yang paling utama adalah karena film ini berlatar di tahun
1830 yang dimana di era tersebut mitos mengenai keberadaan vampir memang
sedang ramai diperdebatkan.
Detail era tahun 1830 juga dibawakan dengan sangat totalitas dalam film ini,
mulai dari style pakaian dan rambut para karakternya yang sangat mencolok,
desain dan tata letak bangunannya yang klasik, feelsnya tuh kayak
beneran ada di tahun 1830.
Konflik cerita yang dihadirkan juga cukup solid,. Masih terlihat klise memang,
tapi udah cukup bikin kalian tertarik buat nonton sampai akhir.
Untuk masalah karakter sih sebenarnya semuanya sudah bagus, khususnya buat
Lily-Rose Depp sebagai Ellen Hutter yang menurut saya karakternya paling
terlihat menonjol diantara yang lain.
Raut mukanya waktu terkena pengaruh dari Orlok benar - benar terlihat
menyeramkan, seolah - olah dia bisa menggila begitu saja setiap saat. Walaupun
sebenarnya Ellen Hutter itu adalah karakter protagonis utama di film ini, tapi
seremnya udah ngunggulin Count Orlok itu sendiri.
Bill Skarsgard yang berperan sebagai Count Orlok juga berhasil tampil dengan
cukup mengesankan. Logat bicaranya yang pelan dan berat sangat menggambarkan
dominasi yang dimiliki oleh seorang vampir.
Udah bagus, tapi gak se-ikonik karakter Pennywise. Entah lah, mungkin saya
doang yang menganggapnya begitu, tapi kayaknya emang gitu sih soalnya di film
ini Count Orlok bukan menjadi satu - satunya pusat perhatian. Malah Ellen
Hutter lah yang berhasil mencuri perhatian saya sejak awal.
Dari banyaknya karakter yang nongol, hanya ada satu doang yang menurut saya
terkesan sia - sia dan tidak berdampak apapun ke dalam ceritanya. Karakter itu
adalah Herr Knock (Simon McBurney), satu - satunya bawahan Count Orlok yang
melancarkan perpindahannya ke Jerman.
Padahal, sejak pertama kali dia muncul aura horornya udah kerasa banget, mulai
dari scene saat bikin ritual, makan burung hidup - hidup, sampai gigit leher
penjaga itu beneran serem parah sih, pokoknya ada banyak banget lah adegan
seremnya waktu si Herr Knock ini muncul buat nunjukin kalo dia itu merupakan
pelayan Orlok yang paling setia.
Tapi waktu Orlok udah sampai di Jerman, loyalitas Herr Knock seolah langsung
dibuang begitu saja. Alih - alih ngasih pujian, Orlok malah mencacinya dan
langsung mengusirnya begitu saja. Kayak aneh aja gitu kenapa karakter yang
sejak awal udah dapet breaching yang bagus tapi kok malah ditinggalin
gitu aja, udah gitu ntar matinya juga konyol banget, benar - benar nggak ada
impact-nya.
Kekurangan yang cukup menonjol juga tampak di ending filmnya. Momen
menjelang akhir film yang biasanya ditunggu - tunggu karena pay off-nya
bakal ditampilin semua disitu, ehh disini ending-nya malah terlihat biasa
saja, filmnya langsung kelar begitu saja tanpa ada perlawanan sedikit pun dari
Orlok.
Kalau kalian pernah nonton series Midnight Mass, ending-nya
kurang lebih sama. Bedanya di Nosferatu ini sisi emosionalnya
kurang dapet karena opsi buat mbunuh si Orlok-nya nggak terlalu banyak
dibahas, kayak kenapa harus Ellen Hutter yang ngorbanin diri, kenapa nggak ada
perlawananannya dulu gitu antara Thomas (Suami Ellen) dengan Orlok.
Beda jauh lah kalau dibandingin sama ending Midnight Mass yang menurut
saya terasa lebih emosional dan masuk akal. Buat yang belum pernah nonton
sereis-nya mending simak aja dulu review-nya di blog ini, udah saya
buatin kok.
Balik lagi ke Nosferatu, saya sendiri tidak tahu mengapa
ending film ini dibuat begitu. Penjelasannya sih sebenarnya udah
disinggung, intinya orang yang jadi korban harus ikhlas nerima Orlok biar bisa
diulur waktunya sampai pagi. Tapi entah karena eksekusinya yang kurang atau
apa, hasil akhirnya malah jadi hambar gini.
Mungkin karena film ini adalah remake jadi ending filmnya juga dibikin mirip
kayak film originalnya? Saya pun tidak tahu jawabannya soalnya saya belum
pernah nonton film Nosferatu yang tahun 1922. So, buat kalian yang
udah nonton film Nosferatu yang jadul, langsung saja kasih tau saya perbedaan
ending filmnya di kolom komentar.
SCORE
7/10
Nosferatu memang bukanlah film horor yang mudah disukai oleh banyak
orang. Fase filmnya yang berjalan cukup lambat, ditambah dengan style gothic
dengan suasana muramnya yang sangat terasa kental membuat film ini akan tampak
membosankan buat sebagian orang.
Untungnya semua itu tertutup oleh bagusnya sajian visual yang ditampilkan,
ditambah dengan kualitas akting dari para aktornya yang mantep sukses menambah
nilai positif buat film ini.
Oiya, Nosferatu ini punya rating dewasa, jadi jangan kaget kalau ada banyak
adegan seksual di dalamnya.
Jadi, gimana nih sekarang? Tertarik buat nonton? Beritahu saya pendapat kalian
mengenai film ini di kolom komentar di bawah.
TRAILER
***
Sekian review film Nosferatu (2024) dari saya.
Perlu diingat bahwa seluruh isi dari postingan ini murni berasal dari opini
saya pribadi saja. Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang memiliki opini
lain seputar film yang saya bahas silahkan langsung aja tulis di kolom
komentar.
Jangan lupa selalu kunjungi blog Film Corner untuk mendapatkan informasi
menarik seputar review film dan series lainnya.
Terima kasih.