Diangkat dan disutradarai oleh orang Belanda, film De Oost (atau
The East dalam bahasa inggris) ini mengambil setting saat pihak
Belanda kembali datang ke Indonesia setelah Jepang kalah dari sekutu dalam
Perang Dunia ke-2.
Sepanjang film ini berlangsung, ada banyak sekali scene yang akan
relate dengan materi sejarah kalian, khususnya pada peristiwa Agresi Militer
Belanda, karena film ini mengambil latar pasca kemerdekaan Indonesia saat
pihak Belanda berusaha mengambil alih kembali kekuasaan.
The East mengisahkan tentang seorang tentara muda dari Belanda bernama
Johan de Vries yang secara sukarela datang ke Indonesia untuk mengamankan
negara tersebut dari pemberontak (pemberontak yang dimaksud adalah para
pasukan pejuang kemerdekaan). Mereka datang dan berlabuh di pulau Jawa, lalu
ditempatkan di beberapa kota besar, Semarang contohnya yang menjadi tempat
berlabuh pertama Johan.
Karena mengambil sudut pandang dari pihak Belanda, sejak awal film ini akan
menampilkan sedikit hal - hal yang kontroversial yang berkaitan dengan tokoh
Pahlawan Proklamator Indonesia. Contoh yang paling jelas terdapat di awal film
saat komandan menjelaskan tujuan mereka berada di Indonesia. Dalam pidatonya
yang singkat itu, ia menjelaskan bahwa Ir. Soekarno merupakan boneka dari
Jepang yang sedang membuat negara ini sengsara, karena dia ingin mendirikan
sebuah negara baru yang tidak berada di bawah pimpinan pihak Belanda.
Hal itu cukup menarik, mengingat tokoh Ir. Soekarno bagi rakyat Indonesia
merupakan seorang pemimpin yang penuh dengan wibawa dan sangat dihormati
berkat jasanya yang begitu besar untuk memperjuangkan kemerdekaan negara
ini. The East berhasil menampilkan bagaimana citra Ir. Soekarno
dari pihak Belanda saat itu dengan menyebutnya sebagai terorisme serta boneka
dari Jepang, dan menurut saya itu adalah hal yang menarik.
Alur cerita film ini berpusat pada Johan yang bertugas untuk berpatroli dan
membantu warga desa sekitar dari serangan para pemberontak. Warga desa yang
ada di sekitar camp Johan memang sering dirumorkan mendapat teror dari
pemberontak, namun mereka tak pernah mau angkat bicara tentang hal itu.
The East memposisikan Johan dan rekan - rekannya sebagai pihak Belanda
yang ingin melindungi warga sekitar. Sedangkan para pemberontak (yang
merupakan pejuang kemerdekaan) merupakan pihak yang berusaha mengusir Belanda
dengan menghalalkan berbagai cara, termasuk juga memenggal orang yang membantu
pihak Belanda dan memajangkan kepalanya di depan halaman rumah.
Seringkali terdapat juga scene yang melompat ke masa depan dengan
menggambarkan kondisi Johan yang sudah pulang ke Belanda dan berjuang untuk
mendapatkan kehidupannya kembali di negara asalnya. Johan sebagai karakter
utama memang digambarkan sebagai orang yang dianggap berbahaya, karena Ayahnya
merupakan bekas tentara Nazi yang telah menimbulkan kekacauan di tempat
tinggalnya.
Alasan itu juga yang nantinya membuat Johan dicurigai sebagai pengkhianat,
karena dia dianggap memiliki darah pengkhianatan yang menurun dari ayah
kandungnya. Johan bahkan sempat membohongi temannya bahwa seluruh keluarganya
telah meninggal untuk menutupi status ayahnya tersebut.
The East berhasil menampilkan kondisi Indonesia di era 1940-an, dimana
sebagian penduduk Indonesia yang tampil dalam film ini digambarkan dengan
pakaian yang lusuh serta muka yang kotor, menandakan bahwa mereka masih
menderita dalam kemiskinan selepas penjajahan dari Jepang. Kondisi desa dan
kotanya pun digambarkan dengan cukup realistis. Mulai dari jenis kendaraannya,
bangunannya, seluruh keadaan wilayahnya memang tampak seperti berada di era
1940-an sehingga saya sebagai penonton bisa mendapatkan pengalaman yang lebih
dalam ketika menonton film ini.
The East juga menampilkan konflik diskriminasi agama dimana warga
pribumi yang merupakan seorang penganut Kristen dikucilkan dan bahkan
kemungkinan besar juga dibunuh setelah pihak Belanda hengkang dari Indonesia,
sebab kepercayaan mereka dianggap bertetangan dengan mayoritas kepercayaan
masyarakat Jawa yang menganut agama Islam.
Konflik agama itu terlihat jelas pada karakter Samuel yang diceritakan
merupakan warga Indonesia beragama Kristen yang secara sukarela membantu pihak
Belanda karena dia sendiri malah dikucilkan dari warga pribumi yang mayoritas
beragama islam. Film ini menyimpulkan bahwa pihak Belanda memang tidak
sepenuhnya kejam terhadap Indonesia, karena beberapa kekejaman yang ada malah
berasal dari rakyat Indonesia itu sendiri.
The East memang tidak menonjolkan konflik perangnya. Film ini lebih
berfokus pada pendalaman karakter Johan selama dia di Indonesia. Maka dari
itu, buat kalian yang mengharapkan film ini menjadi film yang penuh dengan
adegan baku tembak, maka buang jauh - jauh ekspektasi itu.
Setelah nonton The East, coba browsing "Raymond Westerling" biar lebih
paham sama apa yang dulu dia lakuin di Indonesia. Dibandingkan dengan adegan
perang, The East malah menampilkan adegan thriller dengan
memasukkan beberapa scene yang tergolong sadis. Salah satu
scene yang saya ingat adalah pemajangan kepala orang di depan halaman
rumah, serta scene dimana Komandan Raymond Westerling dengan ganasnya
membantai seluruh orang sesuai dengan daftar yang diduga merupakan bagian dari
kelompok pemberontak.
Alur film ini memang tergolong lambat, ditambah lagi dengan durasinya yang
panjang (sekitar 2 jam lebih) membuat saya hampir mengantuk paruh awal film
ini berlangsung. Akan tetapi, untung saja sempat terselipkan beberapa
adegan thriller di dalam filmnya sehingga saya sedikit
semangat lagi untuk menikmatinya.
SCORE
7/10
Skor 7 pantas diberikan kepada The East karena film ini berhasil
menampilkan kondisi di era 1940-an dengan baik. Banyaknya pengucapan bahasa
Indonesia yang ditampilkan di film ini juga menambah kesan kerasnya perjuangan
para aktor yang harus latihan berbahasa Indonesia dengan baik.
Secara keseluruhan, The East cukup layak buat kalian tonton,
khususnya buat kalian yang emang pengen ngerti sejarah Indonesia dari sudut
pandang yang agak berbeda.
Meski menurut saya kondisi penjajahan Belanda dalam The East ini tidak
terlalu digambarkan, namun film ini sudah cukup untuk memberikan sudut pandang
yang cukup menarik mengenai usaha pengambilalihan kekuasaan Belanda pasca
Indonesia Merdeka.
TRAILER
***
Sekian review dari saya terkait film The East. Perlu diingat
bahwa seluruh isi dari postingan ini hanya berasal dari opini saya pribadi.
Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang memiliki tambahan mengenai film
ini, silahkan beritahu saya lewat kolom komentar di bawah.
Jangan lupa untuk selalu kunjungi blog ini untuk mendapatkan informasi menarik
seputar film dan series.
Terima kasih.