Review Film Pamali (2022), Horor Adaptasi Game yang Cukup Oke

Review Film Pamali (2022)

Di tahun 2019 lalu kita sudah kedatangan film Dreadout yang ceritanya mengadaptasi video game Indonesia yang sayangnya hasilnya kurang memuaskan. Bisa dibilang filmnya menang hype doang karena hasil akhirnya ternyata sangat jauh berbeda jika dibandingkan dengan tingginya hype dari para penontonnya.

Nah di tahun 2022 kemarin, tepatnya pada tanggal 6 Oktober, akhirnya muncul lagi film yang serupa dengan Dreadout, sama - sama mengadaptasi cerita dari video game, dan sama - sama punya genre horor. Yap, seperti yang sudah kalian lihat di judul, film yang saya maksud adalah Pamali.

Pamali merupakan film karya sutradara Bobby Prasetyo yang juga menjadi sutradara dibalik film Eyang Putri yang rilis di tahun 2021. Pengalaman Bobby Prasetyo di film horor tuh masih terbilang minim karena setahu saya selain Eyang Putri, baru Pamali inilah film horor kedua yang dia buat. Maka dari itu, waktu mau nonton Pamali pun saya tidak bisa berekspektasi apa - apa, yang penting nggak bikin ngantuk aja udah oke lah bagi saya.

Tapi siapa sangka, Pamali ternyata jauh lebih baik dari yang saya ekspektasikan. Meski tidak sebagus Pengabdi Setan atau sesadis Ratu Ilmu Hitam, Pamali mampu menghadirkan film horor atmospheric yang cukup memukau, lengkap dengan unsur lokalnya yang sangat terasa di sepanjang durasinya.

Film ini mengisahkan tentang Jaka (Marthino Lio) dan Rika (Putri Ayudya), sepasang suami istri yang kembali mengunjungi rumah peninggalan orang tua yang akan dijual. Akan tetapi, sesampainya mereka di rumah itu, terdapat berbagai hal janggal yang ternyata berhubungan dengan peristiwa masa lalu serta aturan adat (pamali) yang mereka langgar selama tinggal di rumah itu.

Jika bicara soal alur cerita, Pamali emang gapunya keistimewaannya sama sekali. Ceritanya udah tergolong klise banget lah buat kelas film horor Indo. Tapi, yang bikin film ini terlihat jauh lebih unik yaitu terdapat pada dialeg sundanya yang menurut saya berhasil disuguhkan dengan sempurna. 

Saya bukan orang sunda, tapi denger bahasa sunda di film ini rasanya bikin film ini terasa lebih realistis, apalagi saat mantranya dibacain pake full bahasa sunda, jadi lebih dapet aja gitu momen horor-nya. Segi pengemasan dialognya pun oke, banyak dialog yang kalimatnya full diucapkan pake bahasa sunda dan menurut saya itu merupakan hal yang bagus.

Selain membuat atmosfer filmnya terasa lebih realistis, dialog bahasa sunda di film ini juga menegaskan bahwa Indonesia itu punya banyak budaya lain selain budaya jawa yang bisa dieksplor ke dalam film. Jujur saja kalian pasti juga capek kan kalo mayoritas film indo isinya bahasa jawa sama bahasa Indonesia doang.

Tak hanya mengemas bahasa daerahnya dengan baik, Pamali juga menampilkan banyak sekali referensi kebudayaan lokal di dalamnya. Contoh kecilnya yaitu adanya suara tokek di malam hari saat, yang mana di kebudayaan Jawa itu menandakan bahwa ada makhluk halus di sekitarnya. Di film ini mitos suara tokek tersebut ternyata ditampilkan dengan sangat baik, karena nanti waktu teror hantunya belum kelihatan, bakalan ada suara tokek duluan yang bisa kalian dengar, seolah ngasih tau kalau beberapa menit ke depan bakalan ada momen horor-nya.

Saya juga suka dengan beberapa scene di film ini yang terlihat sama persis kayak di video game-nya. Salah satu contohnya yaitu scene saat Jaka berusaha mengumpulkan beberapa barang untuk melakukan ritual agar arwah hantunya menjadi tenang. Nah, waktu Jaka nyari barang - barang itu beneran mirip sama misi yang ada di dalam game-nya, ntah disuruh nyari item lah, nyari barang lah, pokoknya relate lah.

Sedikit berbeda dari film horor pada umumnya, Pamali tidak punya banyak momen jumpscare. Film ini lebih condong ke horor atmospheric, yang mana kalian sebagai penonton selalu dibuat was - was, entah itu bakal ada hantunya apa kagak, pokoknya perasaan kalian selalu dibikin gak enak waktu nonton.

Pamali memang bukan film horor yang memorable, tapi setidaknya film ini mampu mengangkat derajat film adaptasi game horor Indonesia. Peningkatannya sudah sangat pesat jika dibandingkan dengan film Dreadout.


SCORE

7/10

Overall, Pamali pantas menjadi salah satu film horor Indonesia favorit saya di tahun 2022.

Meski ceritanya memang tergolong biasa, tapi atmosfer horor yang dihadirkan film ini menurut saya cukup berkesan, didukung juga dengan pemilihan aktornya yang bagus membuat Pamali ini semakin recommended buat kalian tonton, khususnya buat pecinta film horor.


TRAILER


***

Sekian review Pamali (2022) dari saya. Perlu diingat bahwa seluruh isi postingan ini hanya berasal dari opini saya pribadi. Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin memberikan tambahan silahkan tulis saja di kolom komentar.

Jangan lupa untuk mengunjungi blog ini agar tidak ketinggalan informasi menarik seputar film dan series favorit lainnya.

Terima kasih.

Dava

Hanya seorang manusia biasa yang hobi nonton film dan main game

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form