Sekuel dalam film memang terkadang sangat diperlukan, baik itu untuk memperluas ceritanya, ataupun memperdalam karakter dari tiap tokoh yang ada di dalam film itu sendiri. Namun, untuk film The Exorcist, seharusnya sekuel bukan lagi menjadi solusi yang tepat. Selain karena jarak waktu rilisnya yang sudah terpaut puluhan tahun, semua ciri khas yang ada dalam film The Exorcist pun akan sulit diterapkan kembali di jaman sekarang.
Perbedaan gaya sinematografi sudah jelas terjadi, David Gordon Green sebagai
sutradara dari film The Exorcist: Believer ini memang nampaknya ingin
menyajikan film The Exorcist yang baru, menyajikan konsep yang fresh,
namun sayangnya hasilnya masih jauh dari kata memuaskan buat saya.
The Exorcist: Believer ini mengisahkan tentang sebuah keluarga kecil
yang terdiri dari seorang ayah bernama Victor Fielding (Leslie Odom Jr.) dan
putrinya, Angela (Lidya Jewett). Mereka berdua menjalani kehidupan dengan
penuh bahagia, namun tanpa sang ayah sadari, selama ini putrinya ternyata
sangat merindukan Ibunya yang diceritakan telah meninggal sejak dia
dilahirkan.
Dikarenakan rasa kangennya sudah tak tertahankan, Angela dan seorang temannya
yang bernama Katherine (Olivia O'Neill) pun mencoba mengubungi arwah Ibunya.
Akan tetapi, bukannya arwah Ibunya yang muncul, mereka malah bertemu dengan
iblis yang mencoba untuk mengambil jiwa mereka.
Konsep yang ditampilkan dalam film ini sebenarnya masih tidak jauh berbeda
dari film originalnya, korbannya sama - sama seorang gadis, dan mereka diteror
oleh iblis yang sama juga. Bedanya adalah, dalam film
The Exorcist: Believer ini plotnya dibuat lebih kompleks, tidak hanya
menyorot ke pengusiran setannya doang, tapi juga membahas tentang keraguan
iman dan keyakinan yang ada dalam tiap karakternya.
Contohnya saja bisa kalian lihat pada karakter Victor, dari awal film dia
sudah ditampilkan sebagai seorang ayah yang tidak percaya akan kuasa Tuhan.
Ketidakpercayaannya itu dimulai saat istrinya tewas, dan sekarang bebannya
ditambah dengan musibah yang menimpa anaknya. Hal yang sama pun dialami oleh
keluarga Katherine, mereka semua awalnya sangat taat dengan ajaran Gereja,
namun setelah anak mereka kerasukan iblis, keluarga itu mulai mengutuk mereka
sendiri sebagai orang yang paling bersalah dan berdosa.
Saya sebenarnya suka dengan bagaimana cara film ini mencoba mengulik hubungan
dari kedua keluarga tersebut dengan baik. Namun sayangnya, karena ceritanya
terlalu banyak berputar di 2 keluarga itu, akibatnya durasi pengusiran
setannya menjadi sangat minim. Film ini terlalu berbelit belit di babak
tengahnya, sehingga membuat ceritanya terasa tidak konsisten sama sekali.
Akting yang buruk dari para pemerannya juga membuat saya semakin lelah saat
menontonnya.
Tapi kan, film ini juga nampilin karakter yang selamat dari film originalnya
dulu?
Memang benar, tapi sayangnya karakter legacy yang tampil tidak memiliki
dampak sama sekali ke dalam cerita. Di film ini ada 2 karakter dari The
Exorcist (1973) yang kembali muncul, mereka adalah Regan MacNeil serta Ibunya,
Chris MacNeil.
Saya kira 2 karakter itu akan memiliki dampak besar ke dalam ceritanya, tapi
faktanya mereka malah cuma jadi pemanis doang. Regan dan Chris seakan
dimunculkan hanya untuk menyambungkan film ini dengan film
The Exorcist yang dulu. Bahkan, kalo mereka berdua nggak muncul sama
sekali pun ceritanya masih tetap bakal berjalan kok.
Okelah kalo seluruh kekurangan itu nantinya bakal ditutup sama adegan
pengusiran setannya yang epic. Cuma sayangnya film ini ternyata juga
tidak mampu mengeksekusi adegan pengusiran setannya dengan baik. Udah durasi
pengusiran setannya dikit, ending-nya dibikin flat banget, ntah lah ini
film sebenarnya dibikin buat apa, sudah terlalu capek saya nontonnya, terlalu
jauh kualitasnya kalau dibandingin sama film originalnya.
SCORE
4/10
Meski mengusung nama besar The Exorcist, film ini nyatanya belum mampu
sedikitpun menandingi kualitas dari The Exorcist (1973). Saya harap
tren untuk membuat sekuel ataupun spin off dari film - film jadul ini segera
berakhir, khususnya untuk film horor karena mayoritas hasilnya kurang
memuaskan semua.
Setidaknya sudah ada 2 film yang bisa menjadi contoh di tahun 2023 ini, yaitu:
Pet Sematary: Bloodlines dan The Exorcist: Believer. Keduanya
sama - sama berusaha melanjutkan cerita dari film originalnya yang udah
masterpiece, tapi hasilnya malah jelek semua.
Di tahun 2023 ini menurut saya cuma
Evil Dead Rise
doang film horor yang berhasil mempertahankan kualitas dari film originalnya.
TRAILER
***
Sekian review dari saya mengenai film
The Exorcist: Believer. Jika ada dari kalian yang ingin menambahkan
silahkan langsung tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa selalu kunjungi
blog ini
untuk mendapatkan informasi menarik seputar
film
dan
serial
favorit lainnya.
Terima kasih.