Review Film Fiksi (2008), Hilangnya Batas Fiksi dan Realita Karena Cinta

Review Film Fiksi (2008)

Cinta merupakan hal yang selalu melekat pada diri setiap manusia. Entah kapan dan darimana datangnya, cinta pasti akan selalu ada dalam cerita dari setiap kehidupan manusia.

Namun sayangnya, cinta tidak selalu indah seperti yang dibayangkan. Terkadang, karena cinta kita semua menjadi buta, buta akan realita yang seharusnya kita perjuangkan, sama halnya dengan apa yang dialami oleh Alisha (Ladya Cheryl) di film ini. Dia sebenarnya berasal dari keluarga yang kaya raya, apapun yang dia minta pasti akan selalu dipenuhi oleh ayahnya. Tapi karena begitu cintanya dia dengan seorang tukang bersih - bersih kolam yang sempat bekerja di rumahnya, dia akhirnya meninggalkan semua kemewahan yang selama ini dia dapatkan, meninggalkan rumah dan keluarganya untuk menemui sang pujaan hati yang entah dimana keberadaannya.

Bari (Donny Alamsyah) adalah nama dari laki - laki idamannya itu. Dia merupakan seorang penulis yang tinggal di sebuah sebuah di rusun yang sederhana bersama dengan pacarnya. Tak butuh waktu lama bagi Alisha untuk menemukan tempat tinggal dari Bari. Alisha bahkan langsung menyewa kamar di rusun itu yang persis terletak di sebelah kamar Bari.

Di tempat itulah keduanya bisa saling menyapa dan menjadi teman dekat. Seiring berjalannya waktu, Bari pun mulai menceritakan apa yang sedang dikerjakannya kepada Alisha, sebuah rancangan cerita yang Bari yakini akan mengubah hidupnya kelak. Cerita yang dibuatnya pun tidak begitu sulit, isinya hanya seputar rutinitas dari setiap orang yang tinggal di lingkungan rusun itu. Namun masalahnya, setiap cerita itu belum memiliki ending yang jelas, mengingat setiap orang yang menjadi bahan utama dari cerita itu masih menjalani kehidupan mereka dengan normal.

Disinilah peran Alisha dimulai. Cintanya yang besar kepada Bari membuat Alisha melakukan hal - hal keji yang tidak pernah dibayangkan oleh siapapun sebelumnya. Dan lebih parahnya lagi adalah, semua itu dilakukan Alisha hanya demi menyuguhkan ending yang bagus bagi cerita fiksi milik Bari.

Monthy Tiwa sebagai sutradara sangat paham betul bagaimana cara mengaburkan batas antara fiksi dan realita lewat sudut pandang Alisha di film ini. Setiap tindakan yang dilakukan oleh Alisha seakan terlihat seperti jelmaan dari cerita fiksi buatan Bari yang kemudian dibawa ke dunia nyata oleh Alisha. Batas antara dunia fiksi dengan realita seolah sudah hilang di mata Alisha, karena ejauh yang dia tahu, seluruh perbuatannya itu hanya dia lakukan untuk membuat Bari bahagia.

Film ini berhasil memadukan unsur drama dan kriminalnya dengan sangat baik. Di paruh awal film, kalian sebagai penonton dibuat nyaman dengan cerita drama keluarga yang fun to watch, namun menjelang puncak konfliknya dimulai, seluruh genre drama keluarga itu seolah langsung hilang, berganti dengan genre crime thriller yang sadis sekaligus memukau di waktu yang bersamaan.

Jujur saja saya sangat suka bagaimana racikan dari Monthy Tiwa di film ini, dia tidak terlihat buru - buru menyajikan ceritanya di awal, fasenya dibiarkan lambat, namun tetap membuat penonton penasaran akan kelanjutan ceritanya. Di puncak konfliknya pun juga begitu, saat momen menegangkannya dimulai film ini tidak langsung menyajikan seluruh momen terbaiknya secara bersamaan, Monthy Tiwa tetap menyajikannya secara perlahan tapi pasti, yang membuat ceritanya menjadi lebih mudah diterima oleh para penontonnya.

Fiksi memang bukanlah film yang mahal, tapi setidaknya film ini mampu menyajikan kualitas yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Banyaknya pesan yang terkandung di dalamnya membuat Fiksi ini menjadi salah satu film terfavorit saya sampai sekarang.

Penceritaannya pun ditata dengan sangat rapi sehingga meskipun fasenya berjalan dengan lambat, penonton seolah tidak pernah bosan dibuatnya, nggak heran deh jika ceritanya berasal dari novel, karena feelsnya waktu nonton berasa kayak baca sebuah novel, selalu indah dan memukau di setiap fasenya.


SCORE

8/10

Skor 8 sangat cocok didapatkan oleh Fiksi, khususnya buat alur ceritanya yang menurut saya nggak ada duanya sampai sekarang. Buat kalian yang suka dengan film drama yang dibalut dengan kriminal, Fiksi ini bakalan menjadi rekomendasi yang paling tepat buat kalian tonton.

Film ini sekarang tersedia di Netflix.


TRAILER


***

Sekian review film Fiksi (2008) dari saya. Perlu diingat bahwa seluruh isi dari postingan ini sepenuhnya hanya berasal dari opini saya pribadi saja. Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin memberikan tambahan silahkan langsung tulis saja di kolom komentar.

Jangan lupa selalu kunjungi blog ini untuk mendapatkan review seputar film dan serial favorit lainnya.

Terima kasih.

Dava

Hanya seorang manusia biasa yang hobi nonton film dan main game

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form