Review Film Nowhere (2023), Perjuangan Hidup Wanita Hamil di Tengah Laut

Review Film Nowhere (2023)

Pernah terbayangkah di benak kalian rasanya terombang - ambing di tengah laut seorang diri? Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk saya merinding, apalagi jika mengalaminya seperti yang terjadi kepada Mia (Anna Castillo) di film Nowhere ini.

Bukan tanpa alasan, Mia sebenarnya hanya ingin keluar dari negaranya setelah adanya krisis sumber daya yang membuat pemerintah mulai mengurangi jumlah populasi manusia agar sumber daya yang tersedia bisa tercukupi. Para wanita hamil dan anak - anak adalah golongan yang paling diincar untuk dibunuh, dan kebetulan saat kekacauan itu terjadi perut Mia berada dalam kondisi hamil besar.

Untuk menghindar dari krisis itu, Mia bersama dengan suaminya, Nico (Tamar Novas), akhirnya mencoba untuk keluar negeri tersebut dengan cara diselundupkan melalui sebuah kargo yang nantinya akan diangkut dengan kapal.

Semuanya berjalan dengan lancar pada awalnya, sampai pada akhirnya di tengah perjalanan Mia terpaksa harus berpindah ke kargo yang berbeda dari istrinya. Ditambah lagi, setelah itu ada pengecekan kargo yang sangat ketat di dermaga, dan jika ada yang ketahuan sedikit saja mereka semua akan ditembak mati di tempat.

Cerita yang disuguhkan di beberapa menit awal film ini memang sangat menarik untuk disaksikan. Kacaunya keadaan sebuah negara yang mengalami krisis sumber daya tergambar dengan jelas, lengkap dengan tindakan keras yang dilakukan oleh militer untuk mengatasi hal tersebut. Pembantaian manusia seakan sudah menjadi hal yang wajar karena tidak ada solusi lain yang bisa dilakukan untuk mengatasi krisis sumber daya yang terjadi.

Salah satu korban dari peristiwa mengerikan itu adalah Uma yang merupakan anak pertama Mia. Uma diambil dengan paksa oleh pemerintah saat krisis itu terjadi, kemungkinan besarnya dia telah meninggal entah itu ditembak mati atau dibuang ke suatu tempat. Sedih dan trauma tentu dialami oleh Mia setelah kepergian Uma, namun tidak ada yang bisa mereka lakukan akan hal itu. Sekarang, mereka hanya bisa berjuang untuk keluar dari negara itu, meski perjuangan mereka mengalami banyak hambatan yang seolah tak ada hentinya.

Setelah berhasil melewati ketatnya penjagaan di dermaga, kargo yang berisi Mia didalamnya akhirnya berhasil diangkut ke atas kapal. Namun, bukannya merasa lega, Mia malah harus menghadapi peristiwa yang jauh mengerikan ketika kargo yang ditumpanginya jatuh ke tengah laut.

Dengan bekal peralatan seadanya, Mia mencoba untuk bertahan hidup seorang diri di kargo itu, sambil berharap bahwa ada orang yang akan menolongnya.

Sama halnya dengan film survival lainnya, Nowhere memiliki intensitas ketegangan yang sudah pasti bikin kalian tegang sekaligus merasa ngeri waktu nonton. Film ini membuat kalian ikut merasakan apa yang dialami oleh Mia ketika sedang terdampar di tengah laut, dan itu berhasil dieksekusi dengan baik.

Sebagai debut dari sutradara Albert Pintó, Nowhere berhasil tampil dengan memukau, saya sendiri yang sudah banyak nonton film kayak gini masih merasa ngeri waktu ngelihat Mia berjuang buat ngelahirin bayinya di tengah laut. Entah apa yang Albert Pintó pikirkan waktu membuat scene itu, tapi harus diakui bahwa scene melahirkan itulah yang berhasil tampil paling epic di film ini. Ya coba bayangin aja gimana paniknya saat terdampar di dalam kontainer di tengah laut dan harus melahirkan seorang diri disitu.

Bagusnya kualitas akting dari Anna Castillo sebagai Mia juga menjadi nilai plus di film ini. Tampil sebagai seorang ibu hamil yang depresif, Anna Castillo berhasil membuat penonton merasa iba dengan seluruh penderitaan yang telah dialaminya. Kasihan aja gitu ngelihatnya, karena nggak ada satu pun momen bahagia yang terlihat di sepanjang durasinya.

Secara garis besar, Nowhere telah berhasil menyajikan unsur survivalnya dengan sangat ciamik, meski bagi saya keseluruhan plot ceritanya masih sangat mudah ditebak. Film dengan genre seperti ini mayoritas memang memiliki plot cerita yang hampir sama, dan sayangnya Nowhere masih memiliki kekurangan yang sama di bagian itu.

Walaupun begitu, harus diakui bahwa Nowhere ini berhasil menyuguhkan terornya dengan sangat baik, banyak momen yang bakal bikin kalian tegang waktu nonton, bukan karena adanya hantu atau ancaman dari manusia lain, melainkan dari kesendirian dan keputusasaan yang dialami oleh Mia itu sendiri.


SCORE

6/10

Dengan banyaknya potensi di dalam filmnya yang berhasil dieksekusi dengan baik membuat Nowhere menjadi film thriller survival yang paling worth it kalian saksikan di tahun ini. Meski ceritanya sangat mudah ditebak, film ini tetap terlihat memukau bagi saya saat menontonnya berkat banyaknya adegan yang sukses bikin saya tutup mata saking ngilunya.

Nowhere mungkin bukan film survival yang terbaik, tapi film ini bakal bikin kalian puas setelah menontonnya, sungguh debut yang cukup bagus dari Albert Pintó sebagai sutradara.


TRAILER


***

Itulah review film Nowhere (2023) dari saya. Perlu diingat bahwa seluruh isi dari postingan ini murni berasal dari opini saya pribadi saja. Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin memberikan tambahan silahkan langsung tulis saja di kolom komentar.

Jangan lupa selalu kunjungi blog untuk mendapatkan review seputar film dan serial favorit lainnya.

Terima kasih.

Dava

Hanya seorang manusia biasa yang hobi nonton film dan main game

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form