Kisah origin dari Valak di film The Nun nampaknya mendapatkan cukup perhatian besar dari para penontonnya, sehingga akhirnya Michael Chaves membuatkan sekuelnya yang rilis di awal bulan September lalu.
Masih melanjutkan kisah dari film pertamanya, suster Irene (Taissa Farmiga)
yang selamat dari tragedi di biara St. Carta kini mulai menjalani
kehidupan yang normal sebagai seorang biarawati di gereja yang letaknya jauh
di pedesaan.
Namun, kehidupan normalnya sebagai seorang biarawati kembali terusik setelah
dia ditugaskan untuk memburu Valak yang ternyata selama ini merasuki tubuh
dari Maurice (Jonas Bloquet), rekan suster Irene yang juga muncul di film
The Nun yang pertama.
Dengan memanfaatkan tubuh dari Maurice, Valak berkeliling ke seluruh penjuru
eropa untuk menemukan sebuah relik kuno yang dipercaya dapat meningkatkan
kekuatan iblis. Di sepanjang perjalanannya itu, ada banyak sekali korban
berjatuhan karena ulah dari Valak, dan para korban tersebut ternyata memiliki
koneksi yang berhubungan dengan relik kuno itu.
Berbeda dari film pertamanya, The Nun II memiliki ruang lingkup yang lebih
luas. Ada lebih banyak juga aktor yang memiliki peran penting di sepanjang
film ini berjalan. Akan tetapi, entah kenapa ceritanya malah dibuat terlalu
ringkas, sehingga kesannya The Nun II ini hanya dibuat untuk menampilkan teror
seram dari Valaknya saja.
Padahal, sebelum perilisannya, hype dari The Nun II ini sebenarnya
cukup besar. Banyak sekali para fans film horror di luar sana yang
menginginkan kisah asal usul dari Valak sebelum iblis tersebut muncul dalam
universe The Conjuring. Kita semua juga sudah tahu betul seberapa
populernya karakter Valak dulu ketika The Conjuring 2 dirilis,
sehingga tak heran jika setelah itu Valak diberikan film khususnya sendiri
lewat The Nun.
Namun sayangnya, kedua film The Nun kurang mendapatkan hasil yang
memuaskan. Saya tidak bilang filmnya buruk, hanya saja ada beberapa aspek yang
membuat kedua film The Nun terasa kurang jika dibandingkan dengan Valak
yang ada di film The Conjuring 2 dulu.
Dari film The Nun yang pertama saja sebenarnya sudah ada banyak sekali
kekurangannya, baik itu dari pendalaman karakternya yang kurang, penampilan
Valaknya yang muncul buat nakutin penonton doang, hingga banyaknya
plot hole di dalam ceritanya.
Seolah tidak belajar dari kesalahan yang sama, berbagai kekurangan tersebut
kembali muncul dalam sekuelnya ini. Saya tidak tahu apakah cerita dari origin
Valak itu susah di eksplor atau bagaimana, tapi yang jelas alur cerita yang
hadir di The Nun II ini kelihatan sama kacaunya.
Bukannya menjadi lebih menarik, ceritanya malah kelihatan semakin biasa aja.
Dari pertengahan film saja ending-nya sudah ketebak. Padahal, di
beberapa menit awal film The Nun II ini mencoba menyuguhkan elemen
misteri yang cukup menarik, misteri tentang kembalinya Valak yang secara
membabi buta menghabisi seorang pastor di sebuah gereja.
Namun sayangnya, misteri kembalinya Valak tersebut diungkap terlalu cepat di
babak pertengahan film sehingga di paruh akhirnya film ini terasa tidak ada
elemen surprise-nya lagi sama sekali, ya iya sih ntar bakal ada
battle antara suster Irene dengan Valak, tapi kan kalian semua juga
sudah tahu siapa yang akan menang.
Rasanya beda banget kalau dibandingin sama 2 film The Conjuring yang
bagi saya keduanya bisa bikin sesak nafas waktu nonton, momen menegangkannya
terasa, elemen misteri dan horornya juga dapet, jadi lebih menarik aja gitu
waktu nontonnya.
Tapi setidaknya The Nun II ini memiliki banyak scene mengagetkan
yang bikin jantung kalian mau copot waktu nonton. Yap, film ini memang jauh
lebih unggul di momen jumpscare-nya ketimbang ngurus ceritanya. Saya
rasa The Nun II ini cocok buat jadi pelengkap
Insidious: The Red Door, karena yang satu unggul di scene
jumpscare-nya, sedangkan yang satunya lagi unggul di alur ceritanya.
SCORE
5/10
Besarnya potensi yang dimiliki The Nun II sayangnya tidak bisa
dimaksimalkan dengan baik yang membuat penilaian saya agak rendah untuk film
ini. Tapi, jika melihat dari post credit scene-nya, kemungkinan besar
film The Nun selanjutnya bakalan udah gabung sama film
The Conjuring, jadi ya saya harap kualitasnya setidaknya disamain lah
kayak 2 film The Conjuring sebelumnya.
The Nun II mungkin menjadi film horor yang agak mengecewakan di tahun
ini, namun film ini tetap worth it buat ditonton, khususnya buat kalian
penyuka film horor yang penuh dengan scene jumpscare.
TRAILER
***
Sekian review film The Nun II (2023) dari saya. Perlu diingat bahwa
seluruh isi dari postingan ini hanya berasal dari opini saya pribadi saja.
Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin memberikan tambahan silahkan
langsung tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa selalu kunjungi
blog ini
untuk mendapatkan review seputar
film
dan
serial
favorit lainnya.
Terima kasih.