Sudah lama sekali rasanya tidak ada series yang mengangkat tema time travel lagi sejak Dark dan Loki. Padahal, menurut saya series dengan tema time travel mayoritas memiliki cerita yang sangat memorable buat para penontonnya, kayak susah aja gitu lupanya, bikin nagih pengen nonton lagi.
Untung saja, di tahun 2023 ini Loki mendapatkan season keduanya yang
berhasil tampil lebih bagus dari season yang pertama. Akan tetapi, di
postingan ini saya tidak akan membahas tentang Loki. Masih di tema yang
sama yaitu tentang time travel, series yang akan saya bahas
yaitu Bodies yang rilis pada 19 Oktober lalu di Netflix.
Series ini menceritakan tentang penyelidikan 4 detektif terhadap sebuah mayat
yang sama yang ditemukan dalam kurun waktu yang berbeda. Mayat - mayat
tersebut ditemukan di tahun 1980, 1941, 2023, dan 2053 di sebuah lokasi yang
sama, kondisi mayatnya pun sama persis, yang pada akhirnya menimbulkan sebuah
pertanyaan besar, mayat siapakah itu dan bagaimana bisa ada di 4 tahun yang
berbeda?
Bodies secara khusus mengikuti kisah 4 detektif yang menjalani
penyidikan atas mayat tersebut. Keempat detektif tersebut yakni detektif
Hillinghead di tahun 1980, detektif Whiteman di tahun 1941, detektif Shahara
Hasan di tahun 2023, dan yang terakhir yakni detektif Iris Maplewood di tahun
2053. Mereka berempat sama - sama dibuat bingung dengan penemuan mayat
tersebut, karena ada banyak sekali hal janggal yang ada di mayat itu.
Contohnya saja seperti luka tembak yang ada di bagian mata sebelah kiri. Luka
tembak itu terlihat sangat jelas menembus bola matanya, namun anehnya tidak
ada luka keluar ataupun peluru yang ditemukan di dalam kepalanya. Sebuah tato
yang terlukis di tangan kanan mayat itu pun terlihat sangat aneh, semacam
simbol sebuah kultus, namun tidak ada catatan sejarah yang bisa
menjelaskannya.
Salah satu misteri yang paling saya suka di series ini yaitu kalimat
"Know You are Loved" yang sangat sering muncul di tiap episodenya.
Kalimat tersebut seperti sebuah kode ataupun simbol yang diucapkan setelah
menyampaikan sebuah misi ataupun pesan. Akan tetapi, sayangnya sampai akhir
series arti dari kalimat tersebut belum dijelaskan, mungkin bakal disinggung
lebih banyak di season berikutnya, itu pun kalo ada.
Sama halnya seperti series time travel pada umumnya, Bodies juga memiliki banyak sekali misteri dalam ceritanya, namun saya salut
dengan bagaimana sistematisnya alur yang dibawakan. Paul Tomlin sebagai
sutradara seolah tahu bahwa potensi terbesar dari series ini yaitu terdapat di
bagian ceritanya. Maka dari itu, sejak awal series ini tidak memiliki basa
basi sama sekali, alurnya langsung mengarah ke konflik utamanya dan itu
berhasil membuat mata saya terus terpaku ke layar saat menontonnya. Dari
episode pertamanya saja, Bodies sudah langsung menampilkan 4 timeline waktu
yang berbeda. Terlihat ribet memang, tapi faktanya cerita dari series ini
malah mudah untuk dipahami.
Meski menghadirkan 4 timeline waktu yang berbeda, Bodies secara mengejutkan
berhasil membangun ceritanya dengan baik. Series ini mampu menampilkan keempat
timeline tersebut dengan rapi, mungkin salah satu faktornya karena transisi
saat akan berpindah timeline waktunya yang terlihat jelas, tampilan layarnya
kayak dibelah jadi 2 gitu saat akan berpindah timeline, jadi penonton bisa
langsung tau kalo bentar lagi ceritanya bakalan pindah timeline.
Tapi kalo dibandingin sama series Dark emang masih beda kelas sih,
soalnya Dark punya lebih banyak season dan konflik ceritanya lebih
kompleks. Meski begitu, kalo dilihat dari segi penyajian ceritanya saya malah
lebih condong ke Bodies karena alur ceritanya tuh gampang dipahamin.
Bisa dibilang Bodies ini series time travel yang relevan buat
orang awam, karena cerita dan konfliknya nggak terlalu ribet dan itu berhasil
ngebuat yang nonton nggak merasa bosan sama sekali. Saya sangat suka dengan
bagian konklusi series ini yang dibuat simple, nggak terlalu banyak
timeloop.
Keempat aktor yang berperan sebagai detektif di series ini juga berhasil
menampilkan pesonanya masing - masing dengan baik. Mereka semua memiliki ciri
khas masing - masing, misalnya seperti detektif Whiteman yang hadir sebagai
detektif yang nakal karena memiliki kerja sampingan yang ilegal, lalu ada
detektif Hillinghead yang merupakan seorang penyuka sesama jenis, detektif
Shahara Hasan yang keras kepala. Pokoknya keempat karakter detektif tersebut
memiliki perbedaan mencolok yang sangat mudah penonton kenali.
Hanya ada satu satu saja kelemahan yang saya temukan di series ini, yaitu
mengenai beberapa plot hole yang masih belum dijelaskan. Saya nggak
akan terlalu jabarin plot hole-nya karena itu terlalu
spoiler. Tapi yang jelas ending dari series ini masih ngambang, masih
ada banyak sekali kemungkinan yang bisa terjadi. Sepertinya emang bakalan
lanjut ke season dua, tapi saya nggak tau juga soalnya sampe sekarang belum
ada konfirmasi apakah series ini bakal berlanjut apa nggak.
SCORE
8/10
Buat kalian yang belum pernah nonton series time travel,
Bodies emang jadi rekomendasi paling tepat buat kalian, apalagi jika
kalian suka dengan tema detektif, udah jelas series ini nggak boleh kalian
lewatin.
Genre misterinya dapet, udah gitu ceritanya mudah dipahami, makanya saya tadi
bilang kalau series ini cocok buat orang awam yang sebelumnya belum pernah
nonton series time travel.
TRAILER
***
Sekian review series Bodies (2023) dari saya. Perlu kalian ingat
bahwa seluruh isi dari postingan ini murni dari pendapat saya pribadi yang
sifatnya sangat subjektif. Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin
memberikan tambahan silahkan langsung saja tulis di kolom komentar.
Terima kasih.