Dunia sinema di tahun 2024 sepertinya akan jauh lebih menarik jika dibandingkan dengan tahun lalu, karena diperkirakan ada banyak sekali film bagus yang bakal rilis di tahun ini, salah satunya yaitu film yang akan saya bahas sekarang.
  Seperti yang sudah kalian lihat di judul, film yang saya maksud adalah
  Monster karya sutradara Jepang Hirokazu Kore-eda.
  Buat kalian yang nggak tahu siapa Hirokazu Kore-eda, beliau merupakan
  sutradara yang cukup terkemuka di Jepang berkat karyanya yang selalu unik dan
  otentik jika dibandingkan dengan film - film sejenis lainnya. Hirokazu
  Kore-eda menitik beratkan filmnya pada genre drama keluarga yang terkesan
  santai, pelan, namun uniknya cerita yang disuguhkan olehnya selalu terlihat
  istimewa.
  Saya masih ingat dengan film buatannya yang berjudul Broker (2022) yang juga
  berhasil memukau saya saat menontonnya. Saya masih cukup
  speechless  dengan alur cerita yang dibawakan di film itu karena meski
  kedengarannya konflik yang ada terkesan sangat klise, tapi tidak ada satu pun
  yang bisa menebak ending-nya bakal kayak gimana.
  Formulanya yang khas itu ternyata masih dia bawakan di film
  Monster ini. Monster mengisahkan tentang seorang Ibu bernama
  Saori Mugino (Sakura Ando) yang merasa gelisah ketika anaknya, Minato Mugino
  (Soya Kurokawa), mulai berperilaku aneh. 
  Usut punya usut, perilaku aneh anaknya itu ternyata disebabkan oleh guru di
  sekolahnya yang sering memukuli atau bahkan mengatainya dengan kata - kata
  yang buruk.
  Merasa tidak terima, sang Ibu pun langsung mendatangi guru itu di sekolah
  untuk menuntutnya. Namun, tanpa mereka ketahui, kejadian yang sebenarnya
  dialami oleh Minato ternyata jauh mengerikan dari apa yang bisa mereka
  bayangkan.
  Alur cerita dari film Monster ini tergolong unik, karena keseluruhan
  kisahnya diambil dari 3 perspektif yang berbeda. Perspektif pertamanya diambil
  dari sudut pandang Saori yang merupakan Ibu dari Minato. 
  Saori dikisahkan merupakan seorang wanita pekerja keras, sebab setelah
  suaminya meninggal, dia berjanji untuk mengurus Minato seorang diri sampai dia
  dewasa. Setelah Minato nanti berkeluarga, barulah Saori bisa mencari pengganti
  sosok suaminya yang telah tiada.
  Di tengah - tengahnya kerasnya kehidupan yang dijalaninya, Saori tampil
  sebagai sosok yang penyayang dan penuh perhatian kepada Minato yang merupakan
  anak semata wayangnya. Oleh karena itu, saat Minato mengatakan bahwa perilaku
  anehnya disebabkan oleh seorang guru di sekolahnya, Saori pun tidak segan
  langsung menuntut guru itu di sekolah untuk meminta pertanggung jawaban.
  Sudut pandang selanjutnya diambil dari Michitoshi Hori (Eita Nagayama) yang
  merupakan guru yang dipermasalahkan Saori di awal film. Lewat sudut pandang
  Hori (atau biar lebih gampangnya saya sebut Hori sensei saja), terungkap bahwa
  sebenarnya dia tidak melakukan apapun kepada Minato. 
  Bahkan, luka di hidung yang sempat dialami Minato di awal film ternyata
  berasal dari unsur ketidak sengajaan saja. Luka itu ternyata muncul karena
  terkena siku Hori sensei saat dia mencoba menghentikan Minato yang sedang
  melemparkan barang - barang milik teman kelasnya ke segala arah, bukan karena
  ditusuk pakai jari seperti yang Minato jelaskan kepada ibunya.
  Sudut pandang Hori sensei secara tidak langsung menepis segala anggapan buruk
  tentangnya yang ada di sudut pandang Saori. Hori sensei yang di paruh awal
  film digambarkan sebagai karakter antagonis utama di mata Saori, ternyata
  aslinya dia tidak bersalah sama sekali. 
  Film ini seolah menegaskan bahwa orang yang terlihat jahat di mata kalian itu
  belum tentu beneran jahat selama kalian hanya menilainya dari sudut pandang
  kalian sendiri.
  Nah, setelah sudut pandang dari Hori sensei selesai, selanjutnya giliran sudut
  pandang dari Minato lah yang ditampilkan. Saya pikir film ini bakalan stop
  ngasih kejutan sampai di sudut pandang Hori sensei saja. Tapi ternyata,
  kejutan yang sebenarnya hadir saat ceritanya diambil dari sudut pandang
  Minato.
  Lewat sudut pandang dari anak kecil ini, semua misteri yang hadir sejak awal
  film berhasil terpecahkan. Saya nggak akan terlalu jelasin cerita dari sudut
  pandang Minato karena isinya bakal spoiler, jadi kalo kalian penasaran
  mending langsung tonton aja deh film ini secara keseluruhan biar kalian tahu
  sendiri bagaimana keseluruhan alurnya.
  Film ini berusaha mengulik lebih dalam tentang ragamnya perspektif yang
  dimiliki oleh manusia ketika sedang berhadapan dengan manusia lainnya. Selama
  menonton film ini kalian seolah selalu dibuat bertanya mengenai siapa yang
  menjadi monster sebenarnya. Apakah Hori sensei? Minato? Kepala Sekolah? Atau
  malah Ibu Minato sendiri? Jawabannya akan kalian temukan sendiri setelah
  menonton filmnya.
  Oiya, meski tema yang diangkat tergolong ringan, menurut saya rating film ini
  harus masuk ke kategori dewasa meningat betapa sensitifnya isu sosial yang
  diangkat di film ini. Saya yakin mayoritas penonton Indonesia pasti tidak akan
  menyukai ending-nya, karena ya balik lagi isu sosial yang diangkat di
  film ini emang terlalu sensitif, khususnya buat masyarakat Indonesia yang
  mayoritas beragam islam.
SCORE
6/10
   Monster memang unggul di segi narasi dan sinematografi, sangat relevan
  lah dengan pencapaiannya yang memenangkan kategori naskah terbaik di
  ajang Cannes Film Festival.
  Jika dilihat secara keseluruhan, Monster memang menjadi film yang
  sangat filosofis. Ada banyak sekali pesan yang terselipkan di setiap
  adegannya, baik itu secara tersirat maupun tersurat. Hanya saja karena isu
  sosial yang diangkat di film ini terlalu sensitif jadi saya rasa film ini
  nggak bakal dapet perhatian lebih di Indonesia. Kalian nanti bakal tahu
  sendiri lah kenapa alasannya waktu udah nonton film ini.
  Film ini memiliki rating 13 tahun keatas, tapi bagi saya film ini harusnya
  memiliki rating dewasa, mengingat betapa sensitifnya isu yang diangkat. Kalian
  sebagai penonton harus memiliki pemikiran yang dewasa lah kalo mau nonton film
  ini biar bisa paham sama pesan yang disuguhkan di film ini, biar nggak salah
  tafsir aja gitu.
TRAILER
***
  Sekian review film Monster (2023) dari saya. Perlu diingat bahwa
  seluruh isi dari postingan ini sepenuhnya hanya berasal dari opini saya
  pribadi. Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin memberikan tambahan
  silahkan langsung tulis saja di kolom komentar.
  Jangan lupa selalu kunjungi
  blog ini
  untuk mendapatkan informasi menarik seputar
  film
  dan
  series
  favorit lainnya.
Terima kasih.
