Masih ingatkah kalian dengan film Parasite yang sempat booming di tengah pandemi Corona tahun 2020 lalu?
Kala itu Parasite menjadi film yang paling ramai diperbincangkan
berkat alur ceritanya yang unik dan terkesan penuh dengan komedi satir
tentang kesenjangan sosial di dalamnya.
Nah, masih dengan konsep yang sama, film karya sutradara Emerald Fennell
yang berjudul Saltburn ini juga sangat erat sekali dengan unsur satir
dan dark komedi di dalamnya.
Akan tetapi, tak seperti Parasite yang tampilannya cukup
family friendly, Saltburn justru dengan berani menampilkan banyak adegan dewasa dan sangat
sensual sejak awal, membuat film ini terasa lebih kontroversial.
Saltburn menceritakan tentang seorang mahasiswa bernama Oliver Quick
(Barry Keoghan) yang sedang menikmati masa awal kuliahnya di universitas
Oxford yang mayoritas berisi dari anak golongan para orang
kaya.
Dikarenakan Oliver merupakan anak beasiswa yang memiliki perekonomian biasa
saja, dia pun susah mendapatkan teman selama di kampus. Kehidupan kampusnya
bisa dibilang sangat muram, hingga pada suatu ketika bertemulah dia dengan
Felix Catton (Jacob Elordi).
Felix merupakan mahasiswa paling populer se-angkatannya. Bukan tanpa alasan,
keluarganya yang sangat kaya raya, didukung dengan paras wajahnya yang
tampan membuat Felix bisa dengan mudahnya menjadi topik perbincangan.
Cewek manapun bahkan akan langsung takluk di depannya berkat kepopuleran dan
kekayaannya yang tak tertandingi. Felix seolah seperti Tuhan di kampusnya
yang bisa mendapatkan semua yang dia inginkan.
Pertemuan pertama Felix dengan Oliver pun terjadi secara tidak disengaja.
Kala itu ban sepeda Felix sedang kempes dan Oliver yang sedang melintas
tanpa pikir panjang menawarkan diri untuk meminjamkan sepedanya agar Felix
tidak terlambat masuk kelas.
Hanya dengan bermodalkan sifat baik hatinya itu, Oliver akhirnya berhasil
menjadi teman baik Felix. Semenjak kejadian itu, setiap harinya mereka
bagaikan sepasang merpati yang tidak bisa dilepaskan satu sama lain, party
bersama, belajar bersama, semua hal mereka lakukan bersama seolah seperti
sepasang saudara.
Sampai suatu ketika tibalah masa liburan semester, dan Oliver yang tidak
memiliki agenda apapun di sepanjang liburannya akhirnya diajak untuk
menginap di rumah mewah Felix yang dinamai dengan Saltburn.
Selama tinggal di Saltburn itulah sifat asli dari Oliver mulai
terlihat, yang awalnya dia terlihat seperti seorang mahasiswa culun biasa,
secara perlahan sifat aslinya yang manipulatif mulai terungkap.
Seperti yang sudah saya bilang di awal tadi, film ini emang punya konsep
yang mirip sama Parasite. Kesenjangan antara si kaya dan si miskin,
saling nyindir seputar ekonomi dan kehidupan sosial yang dikemas
dengan dark jokes, semua itu benar - benar tersaji dengan cukup
sempurna selama 127 menit durasi filmnya berjalan.
Barry Keoghan yang berperan sebagai Oliver pun berhasil menjadi
spotlight utama di film ini. Entah kenapa pokoknya kalau Barry
Keoghan berperan sebagai anak yang agak aneh itu rasanya kayak nyatu aja
gitu. Performanya mirip lah kayak perannya di film
The Killing of a Sacred Deer, yang mana di film itu Barry Keoghan
beneran nampilin karakter yang aneh, misterius, tapi punya peran yang sangat
penting di cerita.
Di Saltburn ini pun dia juga begitu, perannya sebagai Oliver Quick
mampu menghipnotis saya sebagai penonton seolah melihat kalau Oliver itu
emang beneran mahasiswa yang culun dan polos. Tapi nanti di ending semuanya
bakal dibalik seperti nasi yang tumpah dari wadahnya, pokoknya kalian tonton
sendiri dulu deh filmnya biar tahu gimana ending-nya.
Meski keseluruhan alurnya hanya berpusat di drama keluarga saja, film ini
ternyata punya banyak sekali unsur seksual yang menyimpang, dan itu jujur
membuat saya tidak terlalu nyaman saat menontonnya.
Ada banyak sekali scene telanjang di film ini, apalagi di
ending waktu Oliver menari telanjang sambil mengelilingi rumah itu
rasanya terlalu absurd sih. Tapi karena tampilan film ini dari awal
emang udah agak absurd, jadi scene - scene itu terlihat tidak
begitu aneh dilihat, meski sebenarnya nggak terlalu dibutuhin juga, toh
kalo scene - scene itu diilangin ceritanya masih tetep tersampaikan
kok.
Alur ceritanya yang sangat lambat di paruh awal film juga menjadi kekurangan
yang cukup menonjol. Kehidupan Oliver selama di kampus terlalu lama
diceritakan, padahal seluruh konfliknya baru muncul waktu dia nginep di
rumahnya Felix selama liburan musim panas. Jadinya hampir 20 menit awal film
ini berjalan rasanya cuma buat nyusun chemistry antara Oliver dan
Felix yang diceritakan sebagai teman dekat.
Menonton Saltburn rasanya seperti mendengarkan cerita absurd
dari temen sekolahmu. Meski mayoritas isinya ngalor ngidul, tapi kalian
bakalan tetap betah nyimak sampai akhir.
SCORE
5/10
Saltburn menjadi tontonan yang cukup menarik di akhir tahun 2023,
meski buat saya film ini agak membosankan. Model film yang dewasa dan vulgar
kayak gini emang nggak terlalu cocok sih sama selera orang Indonesia,
makanya score dari saya cukup ada di angka 5 saja.
Mungkin aja di negara asalnya sana film ini lebih dinikmati, karena buktinya
Saltburn menerima respon yang cukup positif dari para kritikus.
Overall, Saltburn memang bukanlah film yang cocok ditonton untuk
semua kalangan. Minim harus punya pemikiran yangterbuka sih waktu nonton
film ini, soalnya ada banyak sekali unsur dewasa dan komedi - komedi gelap
di dalamnya yang tentu terlihat sangat sensitif bagi sebagian orang.
Kalau kalian sudah pernah lihat film Parasite dan ingin nyari film
yang mirip, Saltburn memang dapat menjadi jawabannya, meski dengan
tampilan yang lebih dark dan dewasa.
TRAILER
***
Sekian review film Saltburn (2023) dari saya. Perlu kalian
tahu bahwa seluruh isi postingan ini hanya berasal dari opini saya pribadi.
Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin memberikan tambahan
silahkan langsung saja tulis di kolom komentar.
Jangan lupa selalu kunjungi
blog ini
untuk mendapatkan informasi menarik seputar
film
dan
series lainnya.
Terima kasih.