Film bertemakan time loop pasti tidak jauh - jauh dari genre science fiction, dan biasanya film dengan genre seperti itu membutuhkan budget yang besar untuk menampilkan efek CGI yang megah di dalamnya.
Akan tetapi, hal itu tidak berlaku bagi Richard Kodai, karena dalam film
buatannya yang diberi tajuk room 0 ini dia mengemas tema
time loop
dengan seminimalis mungkin, tanpa mengurangi proporsi ceritanya yang tetap
kompleks untuk penonton pahami.
Room 0 mengisahkan seorang wanita muda, diperankan oleh Natalya V.
Wood, yang secara tidak sengaja mengaktifkan alat pembalik waktu, yang mana
membuatnya tidak bisa keluar dari ruangan hotel tempat dia menerima alat aneh
tersebut.
Wanita tersebut sebenarnya tidak tahu sama sekali seputar alat yang
diterimanya itu. Dia hanyalah seorang wanita biasa yang ingin mendapatkan
banyak uang dalam waktu singkat untuk membantu pengobatan saudaranya yang
menderita penyakit darah yang sangat langka.
Nah, salah satu cara yang dia lakukan adalah dengan berbisnis dengan mafia,
dimana dia ditugaskan untuk menerima sebuah paket yang nantinya harus dia
serahkan ke bosnya dalam waktu yang sangat singkat. Akan tetapi, siapa yang
menyangka bahwa paket tersebut ternyata adalah alat pembalik waktu yang malah
aktif tepat setelah diterima, sehingga akhirnya dia sendiri lah yang terjebak
dalam lingkaran waktu.
Meski tampil dengan sangat minimalis, Room 0 sebenarnya sudah mampu
menyajikan ceritanya dengan baik, walaupun tak dapat dipungkiri kalau masih
ada banyak sekali plot hole di dalamnya. Keterbatasan karakter dan
ruang lingkup yang digunakan mungkin menjadi salah satu alasan utamanya, tapi
yang pasti sejak awal film ini memang tidak berniat mengembangkan
plot-nya terlalu jauh.
Sudah saya singgung juga kan sebelumnya kalau film ini cuma punya satu
karakter doang yang diperanin sama Natalya V. Wood, dan yap dia beneran tampil
sendirian dari awal hingga akhir filmnya berjalan. Sebenarnya ada banyak juga
nama karakter lain yang disinggung, tapi kemunculan mereka hanya sebatas suara
doang, tak ada satu pun karakter selain karakter utama yang tampak di
layar.
Jadi rasanya waktu nonton film ini tuh kayak mendengarkan radio, karena
ceritanya disampaikan lewat suara doang, mulai dari dialog, konflik, bahkan
sampai penyelesaian konfliknya pun dilakukan lewat suara telepon saja.
Sebenarnya film ini sudah mau saya kategorikan sebagai projek film anak
kuliahan, karena emang kualitasnya masih jauh dibawah rata - rata mayoritas
film pada umumnya. Tapi karena penyampaian ceritanya yang cukup niat, lengkap
dengan banyaknya riset tentang jurnal - jurnal yang menguatkan teori di
dalamnya, membuat film ini menjadi mendingan dikit,
at least sutradaranya niat buat riset, nggak ngasal ngasih cerita ke
penontonnya.
Oiya, akting dari Natalya V. Wood yang berperan sebagai satu - satunya
karakter yang kelihatan wajahnya di film ini juga patut diacungi jempol. Dia
berhasil tampil sebagai satu - satunya bintang di film ini selama hampir 102
menit durasinya berjalan. Padahal, karirnya di film masih sangat jarang
terlihat, tapi setidaknya dia berhasil tampil all out di film
Room 0 ini.
SCORE
4/10
Meski tema yang diangkat cukup menarik, tapi karena begitu minimalisnya
berbagai elemen yang disuguhkan membuat Room 0 terasa kurang
memuaskan. Ada banyak sekali aspek yang masih bisa ditingkatkan, mulai dari
gaya sinematografinya, editing, hingga karakter, semuanya masih bisa
dimaksimalkan. Tapi, karena mungkin budget yang dipakai buat bikin film ini
juga minim makanya tak banyak juga hal yang bisa dikomentari.
Walaupun masih memiliki banyak kekurangan, saya cukup mengapresiasi bagaimana
alur cerita dari film ini berjalan. Tampilan filmnya memang tampak sederhana,
tapi setidaknya Richard Kodai sebagai sutradara sudah cukup berhasil dalam
menyajikan cerita yang cukup dalam dan kompleks buat para penontonnya. Jadi
kalau dilihat dari segi ceritanya tuh masih better lah, bisa dimaklumi,
meski ya ada banyak plot hole, but it's ok.
Tak lupa juga dengan penampilan Natalya V. Wood yang sukses membuat film ini
terasa lebih hidup, meski hanya dia doang yang tampil di sepanjang filmnya
berjalan. Lagian bakal bosen juga kalau isinya dialog doang tanpa ada satupun
karakter yang nongol.
TRAILER
***
Sekian review film Room 0 (2023) dari saya.
Perlu diingat bahwa seluruh isi dari postingan ini murni hanya berasal dari
opini saya pribadi. Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin
memberikan tambahan silahkan langsung tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa selalu kunjungi
Film Corner
untuk mendapatkan informasi seputar
film
dan
series
menarik lainnya.
Terima kasih.