Review Film Apostle (2018), Misi Penyelamatan Adik dari Sekte Sesat

Review Film Apostle (2018)

Gareth Evans, namanya mungkin masih terdengar asing. Tapi tahukah kalian bahwa dia lah orang dibalik kesuksesan film The Raid yang digadang - gadang menjadi film action terbaik Indonesia sepanjang masa. Yap, Gareth Evans adalah sutradara dibalik film The Raid yang sukses mengangkat banyak aktor Indonesia.

Meski beliau lahir di Britania Raya, Gareth Evans memang memiliki ketertarikan khusus untuk membuat film action di Indonesia. Sebelum The Raid, beliau juga sempat membuat film action lain berjudul Merantau yang rilis di tahun 2009 silam.

Namanya memang baru mencuat ketika menjadi sutradara di film The Raid yang filmnya sendiri mendapatkan kesuksesan besar hingga ditayangkan di banyak negara. Namun setelah kesuksesan besarnya di The Raid itu, nama Gareth Evans jarang muncul kembali. Saya bahkan hanya pernah melihat karyanya lagi di V/H/S 2 di tahun 2013 yang itu pun bagiannya hanya 5 menitan doang.

Namun, istirahat panjang Gareth Evans akhirnya berbuah manis ketika di tahun 2018 dia akhirnya kembali muncul sebagai sutradara di film Apostle dengan genre horor mystery thriller yang notabene sangat berbeda dari film - film dia sebelumnya yang mayoritas punya genre action.

Apostle mengisahkan tentang seorang pria bernama Thomas (Dan Stevens) dalam usahanya untuk menyelamatkan adiknya yang diculik oleh kelompok sekte sesat. Tak ingin nyawa adiknya dalam bahaya, Thomas pun menyelinap sendirian ke wilayah itu sembari mencari tahu dimana tempat adiknya ditawan.

Hal pertama yang saya suka dari film ini adalah minimnya momen basa - basi di awal film. Gareth Evans nampaknya ingin terus membuat mata para penontonnya terus terpaku ke layar, sebab sejak awal filmnya kalian akan langsung disuguhi scene perjalanan Thomas menuju pulau tempat sekte sesat tersebut berada. Kalian hanya diberi clue bahwa hubungan Thomas dengan ayahnya tidak baik - baik saja, ditambah dengan adanya trauma dalam dirinya yang juga nanti dijelaskan di pertengahan filmnya.

Apostle juga punya treatment horor yang cerdas. Nyaris tidak ada jumpscare sama sekali di film ini, tapi kalian tetap akan dibuat takut dengan beragam misteri yang muncul selama Thomas berada di pulau misterius tersebut. 

Apostle seolah menjadi oasis bagi pecinta film horor seperti saya, soalnya waktu nonton ada banyak sekali hal - hal menarik yang jarang saya lihat di film horor lainnya. Contohnya saja bisa dilihat dari bagaimana cara Gareth Evans dalam menampilkan monster di film ini yang dibuat tidak terburu - buru. Saat muncul pun tidak ada momen jumpscare yang hadir sehingga penonton tidak dipaksa takut akan kehadiran monsternya.

Alih - alih merasa takut, kalian malah akan dibuat penasaran sebab ada banyak sekali misteri dibalik kemunculan monster itu yang nanti akan diungkap secara perlahan di sepanjang filmnya. 

Masih dengan formula khas Gareth Evans, kalian juga akan disuguhkan dengan beberapa scene action berdarah - darah yang sangat satisfying buat ditonton. Kalo saya sih jujur paling suka dengan scene waktu si Thomas gelud pakai tombak, sadisnya dapet ngilunya juga dapet.

Oiya, ngomongin soal scene sadis, sebenarnya ada banyak sekali scene sadis yang nongol di film ini. Wajar lah soalnya Apostle ini punya tone yang dark, lengkap dengan temanya yang mengangkat tentang sekte sesat. Jadi ya wajar saja kalau ada banyak banget momen yang bikin kalian ngilu waktu nonton.

Tapi tenang, level kesadisan yang film ini tawarkan masih di tahap yang wajar kok. Masih bisa dinalar lah soalnya scene - scene sadis tersebut juga dibalut dengan story-nya yang bagus.

Jujur saja dengan banyaknya kelebihan itu, saya masih tidak habis pikir kenapa film ini masih jarang diketahui oleh banyak orang. Padahal, menurut saya film ini seharusnya bisa menyaingi popularitas dari Hereditary yang sama - sama rilis di tahun 2018.

Banyaknya potensi yang berhasil dimaksimalkan, ditambah dengan performa akting dari para aktornya yang ciamik membuat Apostle ini tergolong sebagai film horor yang paling underrated bagi saya.


SCORE

8/10

Menarik rasanya melihat bagaimana Gareth Evans berani untuk keluar dari zona nyamannya di film ini. Meski mayoritas film buatannya action semua, dia berhasil membuktikan bahwa ternyata dia juga bisa membuat film horor mystery yang sangat menarik buat kalian tonton.

Meski pada akhirnya Apostle nggak se-sukses The Raid, tapi setidaknya film ini menjadi awal yang bagus bagi Gareth Evans jika ingin terus melanjutkan karyanya di genre horor. Totally worth it buat kalian tonton, apalagi jika kalian emang suka sama film - film horor mystery yang nggak punya banyak jumpscare.


TRAILER


***

Sekian pembahasan mengenai review film Apostle (2018) dari saya. 

Perlu diingat bahwa seluruh isi dari postingan ini hanya berasal dari opini saya pribadi. Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin memberikan tambahan silahkan langsung tulis saja di kolom komentar.

Jangan lupa selalu kunjungi blog Film Corner untuk mendapatkan rekomendasi maupun review seputar film dan series menarik lainnya.

Terima kasih.

Dava

Hanya seorang manusia biasa yang hobi nonton film dan main game

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form