Den of Thieves merupakan film aksi kriminal karya sutradara Christian Gudegast yang rilis di tahun 2018 lalu. Sejak awal tahun 2000-an Christian Gudegast ini memang sering menyutradarai film aksi kriminal. Salah satu karyanya yang saya ingat sampai sekarang adalah Sequestro, film dokumenter rilisan tahun 2009 yang nampilin aksi polisi dalam menangkap kelompok kriminal bersenjata.
Di Den of Thieves ini pun sebenarnya konsep ceritanya masih tidak jauh
berbeda. Mengisahkan tentang aksi dari sekelompok polisi dalam membasmi
kejahatan, bedanya disini penjahatnya merupakan mantan anggota militer yang
mau ngerampok uang di bank sentral Amerika.
Big Nick (Gerard Butler) adalah orang yang ditunjuk untuk menangani misi
tersebut. Sebagai seorang kapten polisi LAPD, dengan cepat dia langsung
memulai investigasi untuk mencari tahu bank mana yang akan menjadi target
selanjutnya.
Dengan mengandalkan info dari seorang penjaga bar bernama Donnie Wilson
(O'Shea Jackson, Jr.), Big Nick dan para krunya pun mulai menyusun siasat
untuk mengagalkan aksi perampokan tersebut.
Saya suka bagaimana film ini menampilkan setiap member dari LAPD. Nggak kayak
polisi pada umumnya, mereka tampak seperti kelompok gangster yang memakai
lencana polisi. Apalagi Big Nick yang dari mukanya aja udah kelihatan serem
dan mengintimidasi, sesuai dengan tugasnya yang mengharuskannya membaur
seperti layaknya seorang gangster.
Di lain sisi, kelompok perampok bank yang dipimpin oleh Ray Merrimen (Pablo
Schreiber) pun sama garangnya. Mereka semua merupakan mantan tentara, jadi
wajar jika aksinya sangat terorganisir dan penuh perhitungan.
Nggak kayak perampok bank lainnya yang memilih bank biasa sebagai targetnya,
Merrimen dan rekan - rekannya menargetkan bank sentral Amerika yang merupakan
pusat dari seluruh bank di wilayah tersebut. Tingkat keamanannya pun nggak
main - main, dan mereka harus berhasil merampoknya tanpa meninggalkan jejak
apapun.
Target utama yang mereka incar bukanlah uang yang ada di dalam brankas,
melainkan uang yang akan dihancurkan dan telah dihapus nomor serinya. Dengan
begitu, uang tersebut tidak akan pernah bisa dilacak dan tidak ada satu pun
orang yang sadar bahwa bank tersebut telah dirampok.
Strategi yang mereka rancang dibahas dengan cukup detail di film ini. Saya
sendiri paling suka di bagian waktu Merrimen dan para rekannya merampok di
bank komersial untuk mengelabuhi para polisi yang akan menangkapnya. Di scene
itulah kejeniusan dari Merrimen ini dimuncukan, sebab dia dengan cepat mampu
memikirkan setiap strategi alternatifnya dengan cepat. Tipikal film perampokan
bank banget lah pokoknya.
Jujur saja dengan durasi filmnya yang hampir 3 jam, saya kira
Den of Thieves bakal penuh dengan aksi, atau paling nggak ceritanya
nggak bisa ditebak. Tapi sepertinya ekspektasi saya begitu tinggi, sehingga
waktu nonton hasilnya malah kecewa (dikit), soalnya bagi saya
Den of Thieves ini masih tergolong film yang biasa saja, agak
boring malah karena kelamaan durasinya.
Ada banyak scene yang seharusnya bisa dipangkas dalam film ini karena
emang ga ngasih impact apapun ke dalam ceritanya. Contohnya saja
seperti scene perdebatan Big Nick dengan istrinya yang menuntut
cerai karena mempergokinya selingkuh. Scene itu harusnya dibuang saja
karena sampai akhir filmnya gaada satu pun kaitan antara permasalahan keluarga
Big Nick dengan tugasnya sebagai polisi LAPD.
Yang ngerampok juga gak jadiin keluarga Big Nick sebagai sandera, jadi ya
ngapain harus nampilin konflik rumah tangga segala, seakan sengaja dibikin
buat nambah durasi doang.
Mungkin kalian bakal berpikir, "Paling scene itu buat pendalaman karakternya
bang."
Kalau pun buat pendalaman karakter, ya gausah sebanyak itu juga. Dibuat
minimalis aja kayak scene keluarganya Enson Levoux (50 Cent) yang
walaupun durasinya dikit, penonton udah paham kalau si Levoux ini memang
sangat menyayangi keluarganya.
Aksi Big Nick sebagai kapten dari kepolisian LAPD juga kurang punya impact
besar dalam film ini. Sejak awal hingga pertengahan film dia hanya mengintai
dan menginvestigasi saja tanpa ada hasil yang jelas, kayak sengaja dibiarin
aja gitu, ntar baru ditangkep waktu lagi ngerampok bank.
Buat kalian yang jarang nonton film sih Den of Thieves ini pasti terasa
bagus - bagus aja, sebab kalau dilihat secara garis besar memang tidak ada
yang salah dari film ini. Alur ceritanya menarik, konfliknya seru, aksinya
juga cukup banyak, hanya saja gaada yang membuat film ini terasa spesial buat
saya, rasanya sama aja kayak film perampokan bank lainnya.
SCORE
5/10
Den of Thieves masih cukup worth it buat kalian tonton,
apalagi buat kalian yang suka dengerin musik rap, soalnya di film ini
ada beberapa tokoh rapper terkenal yang muncul, seperti 50 Cent yang meranin
Enson Levoux, terus ada anaknya Ice Cube juga disini yang berperan sebagai
Donnie Wilson.
Akting mereka bagus - bagus aja sih, nggak begitu menonjol memang, tapi nggak
jelek juga.
Di tahun 2025 ini katanya Den of Thieves bakal punya sequel, jadi mari
kita tunggu saja kelanjutan kisahnya yang saya harap bakal punya cerita yang
lebih bagus lagi dari ini.
Buat kalian yang udah nonton filmnya, gimana nih penilaian dari kalian?
Beritahu saya pendapat kalian di kolom komentar.
TRAILER
***
Jangan lupa selalu kunjungi blog
Film Corner
untuk mendapatkan konten mengenai review film dan series menarik
lainnya.
Terima kasih.