Review Film Spectral (2016), Perang Melawan Hantu yang Seru

Review Film Spectral (2016)

Ketika di Indonesia semua orang masih berdebat mengenai keberadaan hantu dan makhluk mistis lainnya, di negara eropa sana mereka bahkan sudah mengkombinasikan film bertema makhluk astral dengan peperangan.

Konsepnya agak aneh sih emang, mau bagaimanapun juga pihak yang berkonflik dalam perang itu hanya manusia saja, bukan makhluk astral.

Tapi, ternyata konsep yang absurd itukalau eksekusinya bagus ternyata hasilnya juga cukup memuaskan, contohnya kayak film Spectral yang akan saya bahas dalam postingan kali ini.

Film karya sutradara Nic Mathieu yang rilis di tahun 2016 lalu ini mengisahkan tentang seorang ilmuwan bernama Dr. Clyne (James Badge Dayle) yang ditugaskan untuk mengidentifikasi sebuah makhluk misterius yang dapat melenyapkan para tentara hanya dalam satu kali sentuhan saja.

Makhluk tersebut awalnya hanya dianggap sebagai sebuah glitch karena hanya dapat dilihat melalui sebuah kacamata khusus yang juga dibuat oleh Dr. Clyne. Tapi, karena korbannya semakin bertambah, mereka pun tidak memiliki pilihan lain selain mengidentifikasi dan mencari titik kelemahan dari makhluk astral yang sedang mereka lawan.

Spectral adalah perpaduan yang sempurna antara film perang dan science fiction horor, karena dalam film ini kalian akan mendapatkan semua genre tersebut dalam porsi yang seimbang, bikin takut kayak film horor iya, bikin tertarik buat nonton karena banyak adegan baku tembaknya juga iya, benar - benar sebuah kombinasi yang tak pernah saya duga.

Fokus karakternya ada di Dr. Clyne yang digambarkan sebagai seorang ilmuwan yang cerdas. Sejak awal film kita sudah diperlihatkan dengan sinar laser temuan Dr. Clyne yang dapat melelehkan sebongkah es dengan sekejap, bahkan bisa melumpuhkan logam juga.

Sebagai seorang ilmuwan, langkah yang diambil Dr. Clyne pun cukup masuk akal, terlihat jelas di adegan waktu Dr. Clyne, Fran Madison (Emily Mortimer), dan General Orland (Bruce Greenwood) sedang beradu teori untuk menentukan makhluk apa yang sebenarnya sedang mereka lawan. Fran Madison yang merupakan seorang agen CIA menganggap bahwa makhluk tersebut adalah musuh yang sedang menggunakan kostum kamuflase yang canggih, pekerja teknisi menganggap bahwa itu hanyalah semacam gangguan, para warga lokal menganggap bahwa itu adalah arwah dari para tentara lokal yang gugur, sedangkan Dr. Clyne dengan tegas tidak ingin memberikan tanggapan mengenai makhluk tersebut karena belum ada bukti dan data pendukung yang jelas.

Dr. Clyne menganggap bahwa semua teori tersebut adalah hasil dari bias atas pekerjaan dan kepercayaan yang tiap orang yakini. Alih - alih percaya dengan takhayul atau hipotesis lainnya yang entah benar atau tidak, Dr. Clyne memilih ikut ke medan perang untuk melihat makhluk astral tersebut sambil mencari gambaran yang lebih jelas menggunakan semacam senter raksasa yang dia gunakan untuk mengungkap lokasi dari para makhluk astral.

Film ini memiliki unsur taktis tempur yang intens karena mayoritas karakternya yang tampil merupakan seorang tentara. Jadi wajar aja jika tampilannya kayak film perang lainnya yang penuh dengan baku tembak. Namun, yang membuat film ini istimewa adalah di tengah ketegangan itu kalian juga akan disuguhkan dengan elemen horor yang sukses membuat jantung kalian deg - degan waktu nonton.

Satu kelemahan dari film ini menurut saya ada di bagian tidak adanya pihak pemberontak yang seharusnya menjadi musuh utama dari para tentara Amerika Serikat. Dari awal hingga akhir film tidak ada satu pun tentara dari kubu pemberontak yang muncul. Jadi kesan perangnya kayak hambar aja gitu soalnya gaada satu pun tentara dari pihak musuh yang muncul. Yang ada hanyalah para makhluk astral yang mulai menyebar ke seluruh penjuru kota.

Meski di akhir filmnya nanti ada penjelasannya juga sih, tapi harusnya di bagian awal ditampilin dikit lah perangnya waktu lawan pemberontak, biar kesannya lebih natural aja gitu, nggak yang langsung lawan makhluk astral doang.

Akan tetapi, jika dilihat secara garis besar, Spectral tetaplah menjadi film perang yang asyik buat kalian saksikan. Pendekatannya yang unik dengan memadukan genre horor dan science fiction di dalamnya patut diacungi 2 jempol.


SCORE

7/10

Alur ceritanya yang solid, akting dari para aktornya yang bagus, ditambah dengan bagian ending filmnya yang memuaskan membuat film Spectral ini sangat terasa sangat mengasyikkan buat kalian tonton. 

Bisa dibilang Spectral adalah film Netflix yang underrated karena seharusnya film ini bisa mendapatkan popularitas yang tinggi mengingat konsepnya yang unik dan berhasil dieksekusi dengan maksimal.

Buat kalian yang demen nonton film yang punya konsep cerita beda dari yang lain, maka film Spectral inilah jawabannya. 


TRAILER


***

Sekian review film Spectral (2016) dari saya.

Seluruh review ini hanya berasal dari opini saya pribadi. Maka dari itu, jika ada dari kalian yang memiliki opini lain seputar film ini silahkan langsung tulis aja di kolom komentar.

Selalu kunjungi blog Film Corner untuk mendapatkan konten review seputar film atau series menarik lainnya.

Terima kasih.

Dava

Hanya seorang manusia biasa yang hobi nonton film dan main game

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form