Kesuksesan film Pengabdi Setan 2 nampaknya semakin membuat Joko Anwar semakin semangat untuk berkarya di kancah horor indonesia. Bukan tanpa alasan, kiprahnya di film horor sampai saat ini memang selalu bikin para penontonnya terpesona, karena mayoritas emang beneran bagus filmnya. Bahkan, di 5 film terakhirnya (termasuk Siksa Kubur), film karya Joko Anwar selalu menembus angka 1 juta penonton, membuktikan bahwa karyanya memang dinikmati oleh banyak orang.
Nah, di tahun 2024 ini nama beliau kembali muncul dengan rilisnya film
Siksa Kubur
yang tayang di momen lebaran lalu. Sejak penayangan pertamanya,
Siksa Kubur pun langsung menjadi film yang paling diantisipasi oleh
para netizen Indonesia.
Salah satu faktornya tentu saja karena Joko Anwar yang duduk di bangku
sutradara. Tapi, selain itu ada banyak juga orang yang penasaran akan seberapa
seramnya nanti filmnya jika dibandingkan dengan Siksa Neraka yang rilis
di akhir tahun lalu.
Padahal, sebenarnya Siksa Kubur ini tidak ada kaitannya dengan
film Siksa Neraka, tapi entah kenapa ada banyak sekali orang yang
membandingkannya. Lantas bagaimana jika dibandingkan beneran? Nggak usah mikir
lama pun jawabannya udah jelas kalau film Siksa Kubur berada di
level yang jauh berbeda.
Seperti ciri khas film Joko Anwar pada umumnya, cerita yang disuguhkan di film
Siksa Kubur ini tergolong cukup berat, apalagi film ini mengusung tema
tentang sebuah kepercayaan dalam suatu ajaran agama yang tentu bakal sangat
kontroversial jika sampai salah dalam menafsirkannya.
Sejak era film Pengabdi Setan yang pertama, Joko Anwar memang sudah terkenal
dengan ciri khas horornya yang selalu tampil beda jika dibandingkan dengan
mayoritas film horor Indonesia pada umumnya. Di Siksa Kubur ini juga
demikian, filmnya tak memiliki banyak jumpscare, dan lebih memfokuskan
alurnya ke cerita. Fasenya berjalan pelan memang, namun untungnya penceritaan
yang lambat itu ditutup dengan ending yang dijamin bakal bikin kalian
tobat beneran, biar sesuai lah sama judul filmnya.
Cerita Siksa Kubur ini berfokus pada seorang wanita bernama Sita
(Faradina Mufti) yang merupakan salah satu korban selamat dari bom bunuh diri
yang meledak tepat di depan toko roti keluarganya. Kedua orang tuanya tewas
seketika dalam peristiwa berdarah itu, menyisakan Sista dan kakaknya, Adil
(Reza Rahardian), yang kini harus saling berjuang untuk bertahan hidup.
Selain menimbulkan luka yang tak dapat disembuhkan, peristiwa bom bunuh diri
itu membuat Sita ingin membuktikan kebenaran ajaran agama tentang adanya siksa
kubur. Ambisinya itu muncul tepat setelah dia mendengarkan rekaman suara yang
diduga berasal dari orang yang sedang disiksa dalam kuburnya. Rupanya rekaman
itu juga yang membuat sang pelaku memutuskan untuk melakukan bom bunuh diri,
karena dia menganggap bahwa dengan melakukan bom bunuh diri dia dapat mati
syahid dan terlepas dari ancaman siksa kubur.
Dengan ambisinya yang sangat kuat, Sita bersama dengan kakaknya mulai mencari
orang yang dianggapnya memiliki dosa yang sangat besar. Setelah orang itu
meninggal, nantinya Sita berencana untuk ikut turun ke liang lahat, berharap
bahwa dia dapat membuktikan tentang adanya siksa kubur, sehingga dia bisa
yakin bahwa pelaku bom bunuh diri yang menewaskan orang tuanya dulu memang
melakukan peristiwa keji itu atas dasar agama.
Saya sudah singgung diatas bahwa film ini memiliki fase cerita yang lambat,
karena mayoritas paruh awal filmnya hanya berfokus ke perjalanan hidup Sita
dan Adil saja. Sesekali memang ada momen horornya, tapi itu tidak begitu
berdampak besar ke dalam cerita.
Saya sebenarnya tidak ada masalah dengan film horor yang punya fase pelan,
yang penting nilai yang terkandung dalam ceritanya tetap tersampaikan dengan
baik ke para penonton, dan untung saja film ini berhasil mengeksekusi hal itu
dengan sangat sempurna.
Saya suka bagaimana keberanian Joko Anwar dalam mengungkit masalah - masalah
kontroversial yang ada dalam agama, seperti tentang apakah siksa kubur itu
beneran ada, dan apakah Tuhan akan menyiksa umat manusia sesuai perbuatannya
di alam dunia. Pertanyaan - pertanyaan itu berhasil dijawab di film ini dengan
jelas dan tegas, tanpa menyisakan satu pun plot hole di dalamnya.
Tak seperti mayoritas film horor Indonesia lainnya yang penuh dengan momen
jumpscare, style yang tersaji dalam film
Siksa Kubur ini lebih mengarah ke horor atmosferik, sebab intensitas
horornya bukan melalui momen jumpscare, melainkan dari alunan
sound effect
dan angle kameranya yang dibuat sedemikian rupa untuk membuat kita sebagai
penonton selalu waspada di setiap detiknya.
Tak cukup dengan alur ceritanya yang menawan, Siksa Kubur juga menggaet
banyak aktor dan aktris ternama yang berperan di dalamnya. Sebut saja Faradina
Mufti dan Reza Rahardian yang berperan sebagai Sita dan Adil. Mereka berdua
benar - benar tampil dengan baik di sepanjang film ini berlangsung. Faradina
Mufti berhasil tampil sebagai Sita yang merupakan sosok adik yang keras kepala
dan tegas, sedangkan Reza Rahardian tampil sebagai seorang kakak yang selalu
tampak lugu dan polos.
Sebagai tontonan di momen lebaran, Siksa Kubur memang menjadi film yang
sangat worth it buat kalian saksikan. Apalagi jika kalian sekarang lagi
berada di fase krisis moral agama, siapa tahu abis nonton film ini bakal
langsung kepikiran buat tobat.
SCORE
8/10
Dalamnya makna cerita yang disajikan, ditambah dengan ending-nya yang
sangat memuaskan membuat Siksa Kubur menjadi film lebaran yang patut
buat kalian saksikan.
Oiya, tapi harus saya ingatkan kembali bahwa film ini punya alur cerita yang
lambat, jadi wajar jika sebagian dari kalian mungkin akan merasa bosan dan
ngantuk di bagian paruh awal filmnya. Yang pasti waktu mau
ending ceritanya bakal seru sih, jadi pastiin jangan sampai kelewatan
sama ending-nya.
TRAILER
***
Sekian review film Siksa Kubur (2024) dari saya.
Perlu diingat bahwa seluruh isi dari postingan ini hanya berasal dari opini
saya pribadi. Oleh karena itu, jika ada dari kalian yang ingin memberikan
tambahan silahkan langsung tulis saja di kolom komentar.
Jangan lupa selalu kunjungi
Film Corner
untuk mendapatkan informasi menarik lainnya seputar
film
dan
series
populer lainnya.
Terima kasih.